MBInews.id, BANDUNG – Tulisan-tulisan ini, didorong oleh beberapa hal terkait Barisan Islam Moderat (BIma), organisasi yang saya bentuk bersama kawan-kawan seperjuangan dalam gerakan ideologi Islam. Dorongan yang pertama, banyak sekali yang mempertanyakan apakah Islam Moderat sama dengan Islam Liberal? secara garis besar, jelas sangat berbeda.
Islam Liberal tidak mempermasalahkan seorang muslim melaksanakan ataupun tidak melaksanakan shalat wajib lima waktu, sementara, Islam Moderat jangankan untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu, salat tahajud pun menjadi tujuan utama Islam moderat untuk mampu melaksanakannya. Kemudian Islam liberal tidak menentang LGBT, bahkan salah seorang pemimpin Islam Liberal Shadiq Khan Walikota London berkampanye bersama LGBT, sedangkan Islam Moderat berpendapat LGBT adalah haram hukumnya.
Dan sebaliknya Islam Moderat berbeda dengan Islam Radikal yang mengharamkan musik dan hanya memperbolehkan seni nasyid (seni suara islami tanpa alat musik), Sedangkan Islam Moderat menghalalkan musik, selama musik dan syair-nya bernuansa Islami, kemudian Islam Moderat-pun sangat menghargai mode baju muslimah “Hijabers”, dan berpandangan jauh lebih mulia dibanding perempuan yang masih membuka aurat di depan umum, sementara Islam radikal mengharamkan Hijabers, bahkan mewajibkan warna hitam dan cadar.
Untuk lebih detailnya perihal perbedaan gamblang antara pemahaman Islam Moderat dengan mahzab-mahzab ideologi Islam lainnya, semisal Islam liberal, Islam konservatif, Islam Nusantara bahkan Islam radikal, semuanya Insya Allah akan bisa difahami setelah membaca tulisan-tulisan bersambung bagian demi bagian yang saya paparkan, termasuk pemahaman ideologi yang dianut oleh ormas-ormas Islam dan partai-partai politik yang ada di Indonesia, yang notabene 90% penduduknya beragama Islam.
Dorongan yang kedua, banyak yang mempertanyakan terkait dalil-dalil tentang Islam Moderat, untuk itu akan saya jelaskan secara rinci terkait ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits yang berkaitan dengan Islam Moderat, ditambah penjelasan kedudukan Islam Moderat di tengah ideologi-ideologi yang ada di dunia, akan dibahas secara mendalam dalam setiap tulisan bersambung yang akan saya sampaikan.
Penjelasan karakter ideologi Islam Moderat sangat penting untuk diketahui ummat Islam, dalam kerangka gerakan da’wah yang tidak lepas dari idealisme dan optimisme ingin menegakkan agama Islam tercinta pada zaman modern bahkan futuristik. Bima dengan dakwah bil hikmah kemoderatan-nya, Insya Allah mempunyai kekuatan strategis ideologis dan politis, karena dengan kelenturan ideologi Islam Moderat, maka dapat bersinergi dan berkohesi dengan ideologi nasionalisme religius, dan atau ideologi religius culture yang hidup di Indonesia.
Kekuatan strategis politis BIMA ini, di masa mendatang diharapkan mampu menjadi salah satu kekuatan penopang tercapainya kembali “Al Islamu Ya’lu wala Yu’la alaih, yang artinya : Islam itu di atas dan di atas segalanya. Sesuai dengan ramalan Rasullullah Muhammad saw., bahwa kebangkitan Islam itu akan terjadi sekali lagi di akhir zaman, sebelum terjadinya kiamat.
Bima menyadari sinyalemen ini sebagai suatu ruh keyakinan ummat Islam akhir zaman. Korelasinya, bagaimana bisa kebangkitan Islam terjadi, seandainya Islam masih terpecah belah dengan egosentris mahzabnya masing-masing, untuk itu diperlukan mahzab perekat diantara mahzab-mahzab yang ada. Di sinilah ideologi Islam Moderat akan berperan sebagai perekat, dan menjadi kekuatan benang merah kebangkitan Islam di akhir zaman.
Dorongan yang ketiga, mengingat salah satu aktivitas utama Bima adalah olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam, dengan tujuan sebagai upaya memperkuat fisik ummat Islam. Sudah saatnya Bima menjelaskan melalui tulisan-tulisan untuk dijadikan sumber rujukan keilmuan (termasuk bagian dari ilmu Tasauf), sehingga dengan tulisan-tulisan ini anggota Bima yang mempunyai militansi semangat da’wah, mampu bergerak untuk mengembangkan olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam di lingkungannya masing-masing.
Sesuai dengan amanah dakwah yang diperintahkan Allah Swt. : Wal takumminkum ummatan yad’uuna ilalkhaer, wa ya’muruna bil ma’ruuf wa yanhauna ‘anil munkar wa ulaaika humul muflihuun, artinya : “dan hendaklah ada di antaramu segolongan ummat penyeru (orang yang berda’wah) pada kebajikan (agama dan ilmu Allah Swt.) yang menyuruh berbuat ma’ruf dan melarang berbuat munkar, mereka itulah orang-orang yang paling beruntung”.(Q.S Al Imran ayat 104).
Dakwah adalah kewajiban kita semua sebagai muslim, khusus bagi anggota BIMA dengan adanya tulisan-tulisan ini, diberikan rujukan untuk berda’wah. Dan salah satunya dalam berda’wah yang mudah, bisa melalui gerakan mensosialisasikan tulisan-tulisan ini.
Setiap yang menyebarkan tulisan-tulisan saya, selain berdajwah, maka otomatis menjadi anggota dan keluarga besar Barisan Islam Moderat, dan Insya Allah tergolong orang-orang yang sangat beruntung seperti yang difirmankan Allah Swt., pada ayat Al-Qur’an di atas. Mudah-mudahan aktifitas da’wah ini akan mendapatkan pahala yang besar dari sisi Allah Swt., Aamiin YRA.
Deklarasi Bima, 4 Agustus 2008 di hotel Horison Bandung. Bima sudah memiliki AD/ART dan lagu Mars Bima. Kemudian aktivitas olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam Bima, baru digelindingkan pada tahun 2012, tatkala saya memberanikan diri untuk menjadi guru olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam, dengan modal dasar sudah menekuni ilmu Allah ini, dari sejak mulai kuliah di ITB pada tahun 1990.
Dan setelah saya terpilih di tahun 2019 menjadi Wakil Ketua Umum KADIN JABAR, korelasi nilainya sayapun mulai menggelindingkan program ekonomi kerakyatan, dengan program mesjidmarket dan Baitul Mal JABAR Juara Lahir Batin.
Terkait Olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam yang saya pelajari, di masa depan akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat dan bisa dijadikan salah satu objek penelitian ilmu kedokteran, dan hal ini sudah di akui oleh para dokter yang mengikuti latihan olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam BIMA.
Manfaat lainnya dari tulisan-tulisan saya ini, sudah barang tentu akan menjadi bacaan bermanfaat bagi semua pendukung setia, dalam kerangka saya maju di Pilkada Kabupaten Bandung, perlu di ingat pada tahun 2015 saya selaku calon Wakil Bupati Kabupaten Bandung dari Partai Demokrat berpasangan dengan Calon Bupati Deki Fajar dari PDIP.
Dalam Piljada 2015 saya kalah, atau peribahasanya masih dalam “kemenangan yang tertunda”, Insya Allah PILKADA tahun 2020, saya akan maju kembali mencalonkan Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Bandung.
Pada prinsipnya saya maju mencalonkan kepala daerah, untuk mengamalkan ilmu yang sudah saya pelajari selama ini, baik ilmu arsitektur ataupun ilmu olahraga pernafasan dan beladiri tenaga dalam.
Maju mencalonkan kepala daerah ini, mengikuti jejak langkah, suksesnya teman kuliah saya, satu angkatan di Teknik Arsitektur ITB, angkatan 90, siapa lagi kalau bukan Ridwan Kamil yang telah sukses menjadi Walikota Bandung, dan sekarang meningkat lagi, tambah sukses terpilih menjadi Gubernur JABAR. ilmu arsitektur yang dia pelajari menjadi lebih bermanfaat tatkala dia menjadi Walikota Bandung dan Gubernur JABAR.
Saya pikir kalau Ridwan Kamil tetap hanya jadi dosen dan arsitek, tidak merambah ke dunia politik, manfaat ilmunya tidak akan sebesar seperti sekarang ini, oleh karena itu kenapa tidak, demi kebaikan yang lebih besar, saya pun akan mencoba mengikuti jejak langkah Ridwan Kamil.
Demikianlah tulisan-tulisan ini akan saya sampaikan bagian demi demi bagian, mudah-mudahan sahabat pembaca menyukai, dan bisa menanamkannya ke dalam hati sanubari dan pikiran, sehingga mampu mengamalkan semua ilmu yang ada di dalamnya, kita harus ingat dengan peribahasa “ilmu tanpa amal, ibarat pohon tanpa buah”, peribahasa ini sesuai dengan Sabda Rasullullah Muhammad saw. : “Kalian tidak akan mendapatkan pahala mengumpulkan ilmu, sebelum kalian mengamalkannya” (HR. Anas ra.).
** Ketua Umum DPP BIMA – Wakil Ketua Umum KADIN JABAR – Bakal Calon Bupati Kabupaten Bandung 2020 (DMK/Zar)