Mbinews.id- Pengalihan pembuangan sampah dari TPAS Sarimukti ke TPAS Legoknangka menimbulkan masalah dari segi operasional yang menjadi beban anggaran daerah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi menyebutkan, sampah yang harus dibuang dari Kota Cimahi ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Legoknangka minimal 150 ton, maksimal 250 ton per hari.
“Jadi kewajiban kita minimal itu 150 ton, maksimlanya 250 ton per hari sampah yang dibuang ke TPAS Legoknangka,” ujar Kepala DLH Kota Cimahi, Mochamad Ronny, Rabu (2/10/2019).
Berdasarkan hasil penghitungan DLH Kota Cimahi, beban anggaran yang harus dikuras dari kas daerah khusus pengiriman sampah ke TPA Legoknangka mencapai Rp 30 miliar. Besaran itu dihitung dari jumlah minimal sampah yang dikirim, yakni 150 ton per hari.
Besaran itu naik tiga kali lipat dibandingkan dengan beban anggaran pengiriman sampah ke TPAS Sarimukti yang hanya berkisar Rp 11 miliar per tahun. “Kalau dihitung dari operasional dengan minimal 150 ton yang di buang per hari, kita minimal harus keluar Rp 30 miliar per tahun,” terang Ronny.
Ia menjelaskan, besarnya biaya keseluruhan operasional rasional mengingat pengeluaran seperti tipping fee dan biaya operasional lainnya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil koordinasi terakhir dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, besaran tipping fee mencapai Rp 486 ribu per ton.
“Tapi kita dapat subsidi dari provinsi, sehingga beban kita itu jadi sekitar Rp 270 ribu per ton,” katanya. Selain permasalahan naiknya beban operasional dan pemeliharaan, sisa tumpukan sampah juga akan menjadi persoalan baru nantinya. Sebab, produksi sampah di Kota Cimahi mencapai 268 ton per hari.
Sementara hasil kesepakatan terakhir, maksimal sampah yang harus dibuang ke TPAS Legoknangka hanya 250 ton per hari. Artinya, masih ada sisa sekitar 18 ton sampah yang nantinya akan tersisa.
Salah satu solusi untuk penangguulangan sisa sampah itu, lanjut Ronny, ialah pengelolaan sampah sejak di rumah tangga dengan menggalakan program zero waste, yang memang dimulai sejak tahun 2018.
“Kita kurangi sampah, makannya program zero waste harus berhasil. Ini tantangan bagi kita,” katanya. Sejauh itu, klaim Ronny, program tersebut sudah menyentuh 41 Rukun Warga (RW) atau baru sekitar 13 persen dari total keseluruhan 312 RW. “Baru 41 RW dari 312. Tahun ini target 40 RW yang diintervensi, masih dalam tahap edukasi dari pintu ke pintu,” tandasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Legoknangka merupakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang diproyeksikan sebagai pengganti TPAS Sarimukti. TPA Legoknangka berada di Kabupaten Bandung yang rencananya beroperasi tahun 2023.