SUKABUMI, MBInews.id – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) kota Sukabumi menjamin, jika stok pangan sampai akhir tahun 2019 aman. Meskipun saat ini stok pangan di kota hanya memenuhi 23,88 persen untuk kebutuhan konsumsi, sedangkan kalau beras hanya mampu 39 persen. Sehingga untuk memenuhi kekurangan tersebut, mengandalkan pasokan dari luar.
“Kalau pangan asli diproduksi oleh kita hanya mampu 23,88 persen saja, dan sisanya mendapatkan pasokan pangan dari luar. Walaupun demikian kebutuhan pangan sampai pergantian tahun baru tergolong aman,”ujar Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Kota Sukabumi Dian Suciati kepada MBInews.id, Jumat, (27/12/2019)
Untuk kebutuhan beras sendiri Dian mengungkapkan, saat ini pencapaiannya baru sekitar 39% dari luas lahan yang ada di Kota Sukabumi sebesar 1400 hektare. Sedangkan sisanya sebesar 61% mendapatkan pasokan dari daerah lain.
Hal ini kata Dian, Kota Sukabumi tidak memiliki lumbung padi, tapi hanya memiliki lumbung pangan masyarakat yang jumlahnya mencapai 13, dan itu ada di kelompok tani. Selian itu ditambah dengan pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) di dua Kelurahan. Yakni Kelurahan Cikundul dan Situmekar Kecamatan Lemburitu.”Setidaknya lumbung yang ada saat ini bisa menjadi stok diwilayahnya. Makanya kedepan kita sedang merintis agar setiapkelurahan memiliki satu lumbung pangan,”ujar Dian.
Sementara itu kaitan dengan bahan pokok penting (bapokting) Dian menjelaskan, sejak awal bulan Desember baru ada lima komoditas yang alami penaikan harga. Diantaranya, telur ayam negri, cabe merah, cabe rawit merah dan bawang merah.”Tadi saya lihat di ikan asin ada kenaikan dikisaran 20 sampai 30 persen. Tapi, alhamdulillah tidak alami gejolak harga yang signifikan, walalupun ada kenaikan masih dalam batas kewajaran,”pungkas Dian.(ardan/mbi)