BANDUNG, Mbinews – Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mendorong masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk meminimalisir potensi penyakit demam berdarah (DBD).sebab di Kota Bandung kasus DBD meningkat hingga 2.215 kasus ini per tanggal 27 Maret2024.
Bambang menyebut, Pemkot Bandung telah mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi lonjakan kasus DBD . Diantaranya dengan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak di 151 kelurahan dan membentuk gerakan satu rumah satu jumantik.
Pj.Wali Kota Bandung, menghimbau masyarakat untuk menjaga tempat tinggal masing-masing. Hal itu dikatakan Bambang kepada wartawan kemarin di Bandung.
Ia optimis, jika pola hidup bersih diterapkan maka angka DBD dapat ditekan.
Sementara ini Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam mengatakan, untuk pengendalian penyakit DBD salah satunya dengan penyebaran serbuk Abate.
“Penggunaan ini cukup dengan 1 sendok makan, dimasukkan ke plastik, lalu ditutup. Kemudian diikat dan dilubangi, lalu rendam dalam bak atau penampungan air. Itu bisa digunakan untuk 3 bulan. Jentik nyamuk, telur nyamuk itu akan terbunuh. Jadi nyamuk dewasa itu akan terputus rantai nyamuknya,” beber Sony.
Lebih jauh Sony menjelaskan, dalam 1 botol itu berisi 1 kg serbuk yang ampuh untuk memutus siklus mata rantai nyamuk.
“Manfaatkan serbuk ini untuk disebar di setiap rumah. Jika kurang bisa berkoordinasi dengan puskesmas dan akan ditindaklanjuti oleh Dinkes untuk diberikan ulang serbuk tersebut. Prinsipnya kami memenuhi kebutuhan masyarakat untuk ketersediaan serbuk ini,” ungkapnya.
Di luar itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta 3M yaitu, Menguras, Mengubur dan Menutup.
Disamping itu 41 Rumah Sakit Siap Tangani Kasus DBD di Kota Bandung Pemkot Bandung juga telah memastikan pelayanan di rumah sakit jika terjadi lonjakan. Sebanyak 41 rumah sakit di Kota Bandung dipastikan siap tangani pasien demam berdarah dengue (DBD).
Sebagai pelayanan public, kita menyiapkan untuk memberikan layanan prima bagi masyarakat. Kalua terjadi kasus DBD maka akan diberikan ruang oleh teman-teman rumah sakit untuk segera ditangani,” kata Bambang.
PJj. Walikota Bandung meminta rumah sakit untuk memperbaharui data pasien DBD secara berkala sehingga data yang didapat valid dan real-time untuk selanjutnya dilakukan intervensi program penanggulangan yang efektif.
“Sampai dengan minggu ketiga bulan Maret ada penurunan kasus dibanding awal Maret. Mudah-mudahan datanya valid dan real-time, kita bangun sistem informasinya update,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, saat ini tingkat keterisian rumah sakit mencapai 73,6 persen. Ia menyebut di beberapa rumah sakit didominasi pasien DBD.
Untuk itu, perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan rumah sakit agar tidak terjadi lonjakan kasus DBD yang dirawat di rumah sakit.
“Kota Bandung sedang terjadi kenaikan kasus demam berdarah yang cukup signifikan dan ini menjadi beban juga bagi rumah sakit karena dari data yang kami dapatkan keterisian tempat tidur di rumah sakit saat ini 73,6 persen itu cukup tinggi sebetulnya,” katanya.
Oleh karenanya, Anhar menghaturkan terima kasih kepada seluruh rumah sakit di Kota Bandung yang telah memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Kota Bandung.
Ia juga memastikan kesiapan 80 puskesmas yang tersebar di 30 kecamatan kota Bandung dalam penanganan awal kasus DBD di masyarakat.
Ia optimis, angka DBD di Kota Bandung dari tahun ke tahun dapat ditekan jika seluruh masyarakat sama-sama menyadari pentingnya gaya hidup bersih.
Selain itu, Bambang juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kota Bandung agar lebih proaktif dan jangan ragu membawa anggota keluarganya yang mengalami gejala DBD ke Puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan. Adapun salah satu indikatornya ialah demam lebih dari 2 hari.**