BANDUNG, MBInews.id – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jabar menyambut positif keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Bahlil Lahadalia sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2019-2024.
Ketua BPD HIPMI Jabar Jodi Janitra menyatakan, pihaknya siap mendukung dan membantu Bahlil Lahadalia yang merupakan Ketua Umum BPP HIPMI periode 2015–2019 itu.
Dia menilai, Bahlil yang dikenal sebagai pengusaha tangguh dan sukses dari wilayah timur Indonesia itu mampu menjawab tugas baru yang diembannya.
“Bahlil sudah sangat paham seluk-beluk dan dinamika dalam dunia wirausaha. Karena itu, kami pengusaha muda siap membantu beliau untuk meningkatkan investasi di Indonesia,” tegas Jodi di Bandung, Kamis (24/10/2019).
Jodi berharap, BKPM sebagai salah satu leading sektor wirausaha bisa menunjukkan keberpihakannya terhadap pengusaha dimana salah satu tugas pokok BKPM, yakni menyediakan ‘karpet merah’ bagi para investor.
Meski demikian, Jodi mengakui, untuk menyakinkan investor agar mau menanamkan modal atau meningkatkan nilai investasinya bukanlah perkara mudah.
“Bahlil harus mampu menghadirkan kemudahan serta menghilangkan regulasi yang tumpang tinding yang kerap menghambat dunia usaha,” ujarnya.
Jodi juga berharap, Bahlil ikut mendukung ruang gerak para pengusaha muda. Pasalnya, pengusaha muda uunggul dari sisi kreativitas, melek teknologi, dan memiliki semangat yang lebih besar. Namun, kata Jodi, pengusaha muda memang masih butuh dukungan pemerintah dan para pengusaha senior.
Lebih lanjut Jodi menilai, ‘tangan dingin’ Bahlil mampu menyinergikan gerak dan langkah pengusaha muda dan pengusaha senior, sehingga tercipta pertumbuhan bisnis yang saling beriringan.
Selain itu, para pengusaha muda diharapkan bisa berkolaborasi dengan investor asing untuk membuka jalan menuju pasar global yang lebih luas.
“Kehadiran Bahlil akan memudahkan Presiden Jokowi yang saat Munas HIPMI menyatakan ingin memunculkan konglomerat-konglomerat (pengusaha besar) baru skala internasional,” tegas Jodi.
Jodi menambahkan, jumlah pengusaha di Indonesia memang terus bertambah, namun pertumbuhannya masih belum optimal. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada 2014 menjadi 3,1 persen pada 2016.
Pertumbuhan pengusaha baru, menurutnya, sangat penting dan memiliki dampak positif terhadap perekonomian negara karena akan ikut menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya konsumsi.
“Idealnya, jumlah pengusaha Indonesia mencapai 5 persen dari jumlah penduduk. Jika jumlah pengusaha meningkat, maka nilai investasi pun akan meningkat,” tandasnya.(**Mbi)