SUKABUMI, Mbinews.id – Pemerintah Kota Sukabumi terus melakukan intervensi dalam penanganan kasus stunting. Hal tersebut sejalan dengan program Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, terkait penanganan kasus stunting saat ini.
Kali ini melalui kegiatan rembuk stunting yang diadakan, selain diikuti oleh unsur Forkopimda Kota Sukabumi, turut pula diikuti oleh organisasi dan lembaga terkait lainnya di Kota Sukabumi. Dalam keterangannya, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, bahwa kasus stunting ini merupakan tugas bersama seluruh pihak terkait.
“Pak presiden kembali memberikan penekanan kepada seluruh kota dan kabupaten di Indonesia, dalam rangka penanganan angka prevalensi stunting ini. Oleh sebab itu, kita (Kota Sukabumi) hari ini melakukan rembuk stunting dalam rangka membangun kembali kebersamaan, kesepahaman, terkait pentingnya melakukan penanganan angka stunting,” ujar Fahmi kepada awak media, Selasa (01/08).
Lanjutnya, dirinya mengakui memang berdasarkan data yang ada saat ini, angka kasus stunting di Kota Sukabumi mengalami kenaikan dalam kurun waktu tahun 2021-2022.
“Pada tahun 2021-2022 kita (Kota Sukabumi) mengalami kenaikan angka stunting sebesar 0,1 persen. Makanya kita berharap di 2023 ini angkanya melandai. Mudah-mudahan gerakan ini (Rembuk Stunting Kota Sukabumi) sebagai sebuah gerakan dalam rangka kita menekan Zero New Stunting di Kota Sukabumi,” bebernya.
Masih menurut Fahmi, oleh sebab itu dirinya mengajak seluruh pihak terkait, untuk bersama Pemerintah Kota Sukabumi dalam penanganan kasus stunting.
“Penanganan stunting di Kota Sukabumi ini terintegrasi, dengan melibatkan seluruh stake holder terkait. Seperti Forkopimda Kota Sukabumi, organisasi profesi di Kota Sukabumi, maupun berbagai lembaga lainnya. Jadi sekali lagi ini (penanganan stunting) bukan hanya sebagai tugas Pemerintah Kota Sukabumi, tapi juga menjadi tugas dari seluruh lintas sektor yang ada,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainnah mengatakan, terkait adanya kenaikan angk stunting saat ini memang menjadi sebuah hal yag dilematis. Karena menurutnya, pada satu sisi, dengan ditemukannya kasus baru tersebut, tentunya menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Sukabumi terhadap penanganan kasus ini.
“Sedangkan sisi lainnya, dengan adanya proses screaning yang dilakukan saat ini, mereka yang baru ditemukan dari hasil screaning lebih awal ini, sehingga bisa dilakukan proses intervensi terhadap penanganan stunting,” ujar Reni.
“Bukan berarti mereka yang baru terdata mengidap stunting saat ini, adalah mereka yang baru mengidap sekarang Bisa saja mereka sudah dari dulu mengidap stunting, namun memang baru terdata saat ini,” sambungnya.
Lanjutnya, seperti yang diutarakan Walikota Sukabumi bahwa penanganan stunting menjadi peran bersama Pemerintah Kota Sukabumi dengan stake holder terkait lainnya.
“Kolaborasi antara lintas sektor yang terjalin saat ini, diyakini mampu menekan laju angka pertumbuhan stunting di Kota Sukabumi. Sehingga kedepannya, bisa menuju target yakni Zero New Stunting,” pungkasnya.ardan/wan/mbi.