TANGERANG, BEDAnews — Tiga tahun lalu, Irma Karimah (47) tak tahu pasti arah usaha bebek ungkap yang ia jalankan.
Irma masih menerka-nerka akan seperti apa gerangan rupa usaha kuliner yang ia jalankan dalam kurun dua atau tiga tahun ke depan.
Sambil menerka, Irma meraba-raba prospek ceruk pasar yang mungkin digali dari usahanya tersebut. Seiring berjalannya waktu, keuletan usaha yang ia jalankan membuahkan hasil. Perlahan tapi pasti, Bebek Ungkep Urwah buatan Irma diterima dan melanglang buana di pasaran.
Usahanya terus berkembang, kesabaran yang ia miliki menjadi pupuk yang menyuburkan penghasilan.
Untuk meningkatkan kemampuan usahanya, Irma memutuskan untuk mengikuti program UMKM Jawara bank bjb 2018.
Irma beruntung karena ia bisa menjadi juara kedua dalam ajang tersebut. Sebagai hadiah apresiasi, pengusaha asal Tangerang Selatan tersebut mendapatkan tambahan dana permodalan sebesar Rp10 juta.
Tak cuma tambahan modal, Irma juga mendapatkan pengetahuan terkait tata cara pengembangan model bisnis, pengemasan produk hingga strategi pemasaran agar bebek ungkap buatannya bisa semakin dikenal luas dan mendapatkan pelanggan loyal.
“Jujur selama ini sebelum mengikuti UMKM Jawara bank bjb saya hanya fokus berjualan. Tidak memikirkan bagaimana strategi bisnisnya, membangun sistem bisnis yang bisa meningkatkan omzet,” kata Irma beberapa waktu lalu.
Usai mengikuti UMKM Jawara, Irma merasa percaya dirinya lebih mantap dalam menjalankan bisnis. Ia mengaku tengah membangun sistem bisnis yang lebih menguntungkan dengan memanfaatkan jaringan distributor dan reseller.
“Sekarang lewat ilmu yang saya dapatkan di UMKM Jawara, saya sudah punya rencana melebarkan sayap usaha bebek ungkep ini agar omzetnya bisa terus naik lewat memperbanyak jaringan distributor dan reseller,” katanya.
Tak cuma mendistribusikan, Irma mengaku jika dirinya memiliki rencana untuk membuka restoran bebek ungkap secara mandiri.
Berbicara soal bisnis kuliner, Irma memang bisa dibilang kawakan. Sebelum memiliki usaha Bebek Ungkep Urwah, ia telah bergelut membangun usaha kuliner di bidang penyedia jasa makanan (katering) untuk acara akikah.
Saat ini bisnis tersebut masih jalan dengan keuntungan yang lumayan. Namun ibu empat anak tersebut kini memang lebih serius dalam mengembangkan bisnis bebek ungkepnya. Ia melihat adanya permintaan pasar yang sangat menjanjikan untuk kuliner bebek.
“Masak bebek itu enggak gampang. Butuh proses yang panjang dan detail. Sementara orang Indonesia banyak yang suka daging bebek,” katanya.
Untuk usaha bebeknya ini, dalam sehari Irma mampu memproduksi 200 bebek vakum dengan omzet sekitar Rp400 jutaan dalam setahun.
Omzet tersebut ditopang lewat penjualan ke pihak reseller dan juga distributor.
Irma mengaku membangun bisnis kuliner bukanlah perkara. Ada tiga hal penting yang harus dimiliki seorang pengusaha kuliner.
Menurutnya, perlu adanya kerja keras, kegigihan, dan konsistensi untuk bisa fokus serta menjamin kualitas makanan yang dijual.
“Namanya bisnis makanan SOP-nya harus jelas dan yang pasti quality control-nya juga harus bagus biar kualitas makanannya bagus. Kita harus mengawasi setiap prosesnya. Kalau kita asal-asalan, pelanggan bisa kabur,” ujar Irma.
Pengusaha kuliner, ujar Irma, juga harus kreatif dan adaptif melihat tren yang sedang ada. Jangan sampai pengusaha menutup mata dengan adanya perubahan yang sedang terjadi.
Tak kalah penting, niat yang tulus untuk memuaskan konsumen dengan cita rasa makanan yang enak menjadi bekal yang perlu dimiliki.
^Pengolahannya harus dengan niat yang tulus dan cinta. Jadi makanan yang kita masak itu bisa dinikmati oleh konsumen. Selain fokus dan mempertahankan kualitas makanan kita, penting juga buat kreatif. Contohnya ada rasa baru yang kita tambahkan di menu makanan kita yang tren-nya lagi naik,” kata dia. ***