JAKARTA, MBInews.id – bank bjb kembali menorehkan catatan emas menjelang penutupan tahun 2019. Kerja keras seluruh insan perseroan dalam menjaga kualitas dan ritme pertumbuhan usaha perbankan, membuahkan hasil positif untuk kesekian kalinya. Kali ini, bank bjb dinobatkan menjadi salah satu dari puluhan perusahaan terbaik dalam daftar TOP 50 Big Cap Public Listed Companies dalam ajang The 11th CG Conference & Award 2019 di Grand on Thamrin Ballroom Pullman Hotel, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019). Penghargaan diterima oleh Direktur Operasional bank bjb, Tedi Setiawan.
Daftar 50 perusahaan go public terbaik ini disusun oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Seperti pada tahun sebelumnya IICD melakukan penilaian terhadap 200 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). IICD membagi emiten-emiten tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu 100 emiten dengan market kapitalisasi besar (Big Cap) dan 100 emiten dengan market kapitalisasi menengah (Mid Cap).
Penilaian yang digunakan adalah menggunakan instrumen Corporate Governance (CG) Scorecard dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang meliputi: hak-hak pemegang saham, perlakuan yang setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi serta tanggung jawab dewan. Dalam penilaian, IICD juga mempertimbangkan kasus korupsi yang melibatkan emiten.
bank bjb sendiri masuk ke dalam jajaran elit 50 besar perusahaan dengan kategori “Big Cap Public Listed Companies”, tepatnya dalam urutan 20 besar. Pencapaian ini mengulangi perolehan tahun lalu di mana bank bjb juga berhasil memboyong penghargaan dalam kategori Best State Owned Enterprise yang mengapresiasi bank bjb sebagai emiten dengan praktik CG terbaik.
Ditempat terpisah, Yuddy Renaldi mengatakan bahwa “Penghargaan ini membuktikan bahwa berbagai langkah usaha yang dijalankan bank bjb selalu berada di dalam koridor yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik alias Good Corporate Governance (GCG). Perseroan senantiasa menjadikan GCG sebagai pijakan dalam setiap pengambilan keputusan sekaligus kompas yang mengarahkan langkah usaha bank bjb bergerak sesuai dengan kehendak pemilik saham dengan cara yang bertanggung jawab,” Ujar Yuddy.
Selain memberikan apresiasi, ajang ini juga dihelat dengan tujuan untuk mempromosikan reformasi tata kelola perusahaan dalam rangka meningkatkan iklim bisnis dan investasi di Indonesia, sebagai sarana menginformasikan dan memberikan update kepada para investor tentang kemajuan reformasi GCG, mensosialisasikan inisiasi ASEAN CG Scorecard sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai yang dimiliki pemegang saham dan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan perusahaan-perusahaan publik Indonesia dalam menginternalisasi prinsip-prinsip GCG.
bank bjb sendiri selalu menerapkan prinsip GCG dalam setiap langkah usahanya. Penerapan sistem tata kelola ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menghindari potensi fraud yang merugikan berbagai pihak dari beragam aspek. GCG bank bjb telah terbukti bekerja dengan baik dan beberapa kali membuat perbankan diganjar penghargaan, tak terkecuali dari lembaga antirasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain masuk dalam TOP 50 Big Cap Public Listed Companies, penerapan GCG ini juga berhasil menghantarkan bank bjb meraih penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019 beberapa waktu lalu.
Penerapan GCG yang konsisten dilakukan ini terbukti berdampak positif pada performa perusahaan. Catatan perseroan pada Semester I 2019 rasio Non Performing Loan (NPL) bank bjb terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 yang sebesar 2,61%. Sementara rasio Net Interest Margin (NIM) bank bjb berada pada level 5,7% atau berada diatas rata-rata rasio NIM industri perbankan yang mencapai 4,9%.
Sedangkan dari segi kinerja, tercatat total aset bank bjb berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy. (***)