SUKABUMI, Mbinews.id – Bantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Sarah (50) warga Jalan Bhayangkara, Gg. Alhuda, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, rela banting tulang membuat anyaman bambu untuk kemasan kueh mochi. Usaha tersebut, telah dilakukannya sejak tahun 1995 silam, Senin (11/12).
Dalam keterangannya Sarah menyebutkan, dari usaha yang telah digelutinya selama puluhan tahun tersebut, dinilai mampu membantu penghasilan sang suami yang merupakan pedagang bakso keliling.
Selain itu, dirinya menyebutkan bahwa dalam sehari dirinya mampu memproduksi 100 anyaman bambu untuk kemasan kueh mochi tersebut.
“Untuk prosesnya cukup panjang karena tidak bisa sembarangan langsung dibuat, membutuhkan sinar matahari untuk menjemur bambu tersebut agar kering untuk menghindari jamur,” tutur Sarah.
Lanjutnya, proses pembuatan keranjang kueh mochi yang digelutinya tersebut dilakukannya seorang diri. Karena menurutnya, akibat kebutuhan tuntutan hidup yang dialaminya, hingga memaksa ia harus rela banting tulang.
“Membuat keranjang mochi, pertama kali saya menganyam yaitu sejak tahun 1995, belajar dari adik saya waktu itu di Kampung Selatamiang Babakan Jampang, Kelurahan Subangjaya dan belajarnya hanya tiga hari, waktu belajar sampai dapet 20 keranjang perhari,” kata Sarah.
Masih menurut Sarah, meskipun hanya dihargai murah oleh tengkulak yang menerima hasil kerajinan tangan yang dibuatnya, namun dirinya tetap menggeluti usaha yang dilakoninya itu.
“500 keranjang mochi yang dijual ke tengkulak dibeli dengan harga 40 ribu Rupiah per 100 keranjang mochi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Sarah juga menuturkan, dirinya mengaku juga pernah ditawarkan pinjaman modal usaha oleh pejabat wilayah di sekitar tempat tinggalnya.
Namun, hingga saat ini ia mengaku belum pernah mendapatkan bantuan maupun pinjaman modal usaha yang sempat ditawarkan.
“Dulu pernah ditawari oleh Istri RT saat Ia tinggal di Gg. Merak Jalan Bhayangkara berupa pinjaman modal UMKM dari pemerintah. Saya sempat disuruh untuk mengajukan bantuan pemerintah, tetapi sampai saat saya pindah ke tempat sekarang tidak ada tindak lanjut. Padahal saya sudah memenuhi beberapa persyaratan seperti Kartu Keluarga, KTP dan foto usaha,” ungkap Sarah.
Semangat pantang menyerah Sarah untuk terus berusaha dan berkarya membuat anyaman keranjang mochi tak pernah berhenti hingga ia pindah ke Gg. Alhuda saat ini. Di tempat barunya tersebut, Ia bahkan mendidik dan mengajarkan emak-emak untuk belajar membuat keranjang mochi.
“Disini saya mengajarkan ibu-ibu tetangga untuk membuat besek mochi sendiri sehingga bisa membantu mereka mendapatkan penghasilan lah,” pungkasnya. (Ardan/Wan/Mbi)