Sukabumi,Mbinews.id– Kota Sukabumi alami inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 2,88 persen pada April 2024. Atau, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,62 pada April 2023 menjadi 106,6 pada April 2024.”Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Sukabumi, pada April 2024 terjadi Inflasi y-on-y sebesar 2,88 persen.
“Kalau inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) masing-masing sebesar 0,17 persen dan 1,64 persen,”ujar Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani saat dihubungi melalui telepon gengmanya. Jumat, (10/5/2024)
Masih data dari BPS, sambung Erni, inflasi y-on-y dipicu karena adanya kenaikan hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,09 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,11 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,73 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,73 persen. Kelompok kesehatan sebesar 4,21 persen.
Kemudian, Kelompok transportasi sebesar 0,31 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,13 persen. Kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,81 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainya sebesar 6,12 persen.”Selain itu BPS, juga mencatat perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2024, secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Diantaranya, beras, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, bawang merah, dan sigaret kretek mesin,”terang Erni.
Erni juga mengungkapkan, berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, rata-rata pada bulan April 2024, beberapa komoditas alami kenaikan Harga. Diantaranya, telur ayam ras naik dari Rp.27.000 menjadi Rp.28.000/kg, Daging sapi naik dari Rp.140.000 menjadi Rp.150.000/kg, Cabe merah besar lokal naik dari Rp.60.000 jadi Rp.65.000/kg, dan bawang Bombay naik dari Rp.35.000 jadi Rp.45.000/kg.”Sebagian komoditas tersebut pada bulan Maret 2024 kemarin, rata-rata harganya naik,”jelasnya.
Penanganan terhadap inflasi terus dilakukan, termasuk menunaikan rapat di daerah dan pusat. Tapi, aku Erni, tetap saja harus waspada jangan sampai inflasi tidak dapat terkendali. Pasalnya, apabila tidak terkendali maka akan sulit, karena menyangkut permasalahan yang mendasar (pangan, barang dan jasa).
Begitu juga, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.
“Makanya, kami terus melakukan koordinasi dengan BPS sebagai intansi lintas sektor penyedia data update untuk rilis resmi berita perekonomian. Termasuk bersinergi dengan Polri, Kejaksaan, TNI dan Badan Pangan untuk mengantisipasi jika ada penyimpangan atau menimbun barang,”pungkasnya.ardan/wan/mbi.