SUKABUMI, Mbinews.id – Profesi sebagai wartawan, menuntut Ikbal Zaelani (29) berada di lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang, yang membuat dirinya beresiko besar terpapar Covid-19. Benar saja, beberapa waktu lalu, dirinya positif terpapar Covid-19. Pada tanggal 14 Juni 2021 lalu, Ikbal bersama rekan wartawan lainnya di Kota Sukabumi, terpaksa harus di isolasi mandiri karena positif terpapar Covid-19.
“Ya, gejala awalnya hanya diare, demam, dan batuk pilek. Bahkan sempat dikira gejala tipes. Sebab, awal sakit indra penciuman belum hilang. Setelah diswab PCR, ternyata hasilnya positif covid 19,” turunya kepada Mbinews.id, Jumat (27/8/2021).
Ikbal mengatakan, sakit akibat Covid-19 itu seperti yang sulit sembuh. Sebab, hampir setiap hari demam naik turun. Terutama ketika imun sedang turun.
“Demam naik, terus minum obat, setelah itu turun, dan setelah itu naik lagi. Terus saja begitu hingga beberapa hari. Ditambah, beberapa hari pasca sakit indra penciuman menghilang,” ucapnya.
Ikbal yang bekerja di media lokal Sukabumi ini bersyukur, fase itu terlewati dengan mengobati sakitnya ditambah memperbanyak minum vitamin dan makanan bergizi. Selain itu, selalu berpikir positif agar imun turun.
“Selama terkena Covid-19, imun itu benar-benar mempengaruhi. Kalau imun turun, sakit semacam demam itu bisa kambuh lagi. Alhamdulillah 14 hari isolasi mandiri, saya bisa beraktivitas kembali,” ungkapnya.
Apalagi, dukungan dari semua pihak sangat banyak kepadanya. Baik dari kepala daerah maupun tenaga kesehatan dari Puskesmas yang terus memonitor kondisi kesehatan setiap waktu.
“Banyak yang menyupport untuk optimis sehat kembali. Alhamdulilah, sekarang sudah benar benar pulih dan bisa bekerja lagi,” terangnya.
Ikbal mengaku, dirinya tidak mengetahui terpapar Covid-19 dari siapa. Apalagi setiap beraktifitas, dia sangat ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Sejak awal saya sudah tahu, kalau aktivitas saya sangat rentan beresiko terkena covid 19. Makanya saya selalu memakai masker. Kemungkinan terkena ketika makan. Sebab, setiap makan sering bersama-sama, sambil ngobrol dengan kawan-kawan,” bebernya.
Dirinya mengaku, tidak mau lagi terpapar covid 19 lagi. Meskipun dirinya hanya bergejala ringan.
“Saya yang bergejala ringan saja sudah tidak mau lagi terkena. Apalagi mereka yang harus dirawat di rumah sakit dan harus memakai tabung oksigen. Pokoknya, jangan kena covid 19. Ayo semua terapkan protokol kesehatan dan jangan sampai kalian terpapar covid 19,” tegasnya.
Sementara itu, Iyus Firdaus (42) merasakan betapa ganasnya Covid-19 itu. Dirinya terpaksa harus dirawat di rumah sakit dengan bantuan oksigen akibat Covid-19.
“Saya dirawat beberapa hari di ruang isolasi rumah sakit swasta di Kota Sukabumi. Selama perawatan, saya bernafas harus dibantu oksigen. Sebab Covid-19 menyerang paru-paru. Bersyukur saya mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan yang baik dan mereka berjuang semaksimal mungkin menolong kami,” bebernya.
Iyus yang sehari-hari bekerja di media daring di Kota Sukabumi ini, harus merasakan isolasi sekitar satu bulan.
“Saya isolasi di rumah sakit beberap hari, terus dilanjut ke rumah untuk isolasi mandiri. Alhamdulillah, semua itu sudah selesai dan sekarang sudah bisa beraktivitas ke lapangan lagi,” bebernya.
Kali ini Iyus mulai ketat meningkatkan protokol kesehatan. Salah satunya selalu mandi terlebih dahulu menggunakan air hangat sebelum bercengkrama dengan keluarga. Selain itu, asap dari air hangatnya pun digunakan untuk terapi.
“Asap dari air panas yang digunakan mandi, dipakai terapi,” jelasnya.
Berkaca dari pengalamannya, dia mengajak semua pihak untuk mengikuti anjuran pemerintah. Khususnya penerapan protokol kesehatan. Sebab, virus corona itu tidak nampak.
“Protokol kesehatan itu harus diterapkan. Jangan sampai terkena covid 19 seperti kami. Ayo kita semua bersama-sama menerapkan protokol kesehatan agar covid 19 segera hilang,” pungkasnya. M. Satiri/Mbi