SUKABUMI,Mbinews.id– Akibat turunya beberapa indeks kelompok pengeluaran, seperti, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 15,18 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,46 persen, membuat Kota Sukabumi alami deflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,35 persen pada Februari 2025.
“Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,35 persen,”ujar Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani. Jumat, (07/03/2025).
Erni mengungkapkan, jika disalahsatu daerah alami deflasi, hal itu bisa saja menunjukan adanya upaya-upaya dalam menekan laju inflasi. Namun, perlu diwaspadai juga, ketika deflasi itu terjadi bisa berdampak terhadap daya beli masyarakat menurun, karena jumlah uang yang beredar juga alami penurunan.
“Harus diperhatikan juga. Selain, bisa menggangu sektor pekerjaan, deflasi juga salah satu indikasi terjadinya resesi ekonomi, yang bisa mengakibatkan perputaran per ekonomian yang rendah. Ini yang harus kita waspadai juga,”tandasnya.
Selain itu sambung Erni, BPS juga menyebutkan Februari 2025 Kota Sukabumi alami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 0,78 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,58.
“Inflasi terjadi, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,”pungkas Erni.ardan/wan/mbi.