BOGOR, MBInews.id – Universitas Pakuan (Unpak) Bogor mewisuda sebanyak 960 mahasiswa berlokasi di Braja Mustika Hotel and Convention, Jalan Semeru, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (29/08/2019).
Hadir mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Ekbangkesra), Dody Ahdiat.
“Selamat kepada 960 orang yang hari ini diwisuda, semoga mampu mengimplementasikan ilmu dan skill yang didapat selama masa kuliah, menjadi pegangan dan modal dalam bersaing di dunia kerja maupun dunia usaha, memberi manfaat bagi keluarga, lingkungan dan bangsa serta negara,” kata Dody.
Rektor Universitas Pakuan Bogor, Bibin Rubini dihadapan para wisudawan serta para orang tua wisudawan mengutip kalimat hikmah Ali bin Abi Thalib dan mengajaknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kekayaan yang paling melimpah adalah akal, kemiskinan terbesar adalah kebodohan, kemuliaan terbesar adalah akhlak mulia dan keburukan terbesar adalah kesombongan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bibin menerangkan tentang nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan orang sunda, mulai dari 7 mustika hidup orang sunda, yaitu menjadi manusia yang cageur, bageur, bener, pinter, singer, jujur dan motekar yang bisa dijadikan pegangan semua orang.
Selanjutnya 5 – ur yang pernah diucapkan Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi, yakni akur batur, sakasur, sadapur, sasumur, salembur dan sagubernur.
“Dalam kehidupan manusia ada tiga kebahagian luar biasa bagi orang tua, yaitu saat melahirkan anak, saat anaknya diwisuda dan saat menikahkan anaknya. Melalui doa tulus dan ikhlas para orang tua menunjukkan kebahagiaan dan rasa syukur,” kata Bibin.
Dari 960 yang diwisuda ada 105 ahli madya yang semuanya sudah memiliki sertifikat profesi. Menurut Bibin hal ini menunjukkan bahwa Universitas Pakuan Bogor menyelenggarakan pendidikan tidak sekedar akademis, tapi juga profesi.
“Semoga kelak dikemudian hari para wisudawan menjadi harapan untuk membangun perekonomian dan masyarakat Indonesia agar menjadi adil, makmur dan sejahtera,” ujarnya.
Kepada para mahasiswa Bibin menjelaskan mengenai VUCA, yaitu akronim dari Velocity (gejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas) yang menjadi buah bibir di kalangan ekonom, bisnis, industri bahkan pendidikan.
Tatanan dunia pendidikan global saat ini menghadapi yang disebut jurang teknologi dan informasi antara digital immigrants (guru lama pembelajar teknologi) dan digital natives (siswa penikmat dan pengguna teknologi). Sebab, kebanyakan guru yang ada saat ini masih terbilang gagap teknologi.
“Namun sejatinya para guru harus mau dan mampu mengubah mindset karena perubahan itu sesuatu yang abadi. Guru harus terbuka dengan perubahan zaman, sebab guru adalah pembelajar sejati seumur hidup, guru adalah role model dan agent of change kehidupan. Jika anda tidak mau belajar teknologi, maka anda harus siap digantikan teknologi,” tegas Bibin.
Untuk VUCA kedua adalah Vision (penglihatan), Understanding (paham persoalan), Clarity (mampu melihat secara jelas persoalan agar bisa bergerak cepat) dan Agility (mampu adaptasi dengan situasi yang ada).
Sebanyak 960 wisudawan tersebut terdiri dari 3 orang program pascasarjana, 68 orang program S2, 74 orang dari Fakultas Hukum, 110 orang dari Fakultas Ekonomi, 188 orang dari FKIP, 123 orang dari FISIB, 52 orang dari fakultas teknik, 237 orang fakultas MIPA dan program D3 sebanyak 105 orang.(ASP/Hms)