SUKABUMI, MBinews.id– Ketua Serikat Petani Indonesia DPW Jabar menganggap peran Pemuda dalam memujudkan kedaulatan pangan sebagai bentuk peduli terhadap pertanian dan identitas bangsa sebagai negara agraris masih lemah, ucap Tantan Sutandi
“Hari ini kelompok muda sudah mulai ada pergeseran budaya yang mana pertanian hari ini menjadi identitas bangsa Indonesia malah sangat kurang diminati”, ucapnya Kamis (29/10/2019) kemarin, saat acara diskusi di Kofi Alegra, Cikole
Tantan berpendapat, jika melihat data yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2018 mayoritas petani yang ada di Indonesia masih diduduki oleh kelompok tua dari umur 50-60 tahun, sedangkan kelompok muda yang bertani hanya sekitar 20 % yang berumur dari 17-50 tahun.
“Kelompok muda hari ini sebagai generasi penerus bangsa, sudah antipati terhadap pertanian. Mereka hari ini lebih memilih bekerja di pabrik-pabrik untuk menjadi buruh. bagaimana bisa mewujudkan kedaulatan pangan ketika petaninya tidak ada” katanya.
Tantan berharap dengan di helatnya diskusi tersebut, bisa menarik kembali atau bisa merubah paradigma kelompok muda bahwa bertani adalah hal yang harus terus dikembangkan demi keberlangsungan kehidupan orang banyak.
“Terlebih Indonesia hari ini kedepan akan menghadapi bonus demograpi dimana bonus demograpi adalah mayoritas dari penduduk Indonesia dipegang oleh kelompok produktif yang berumur 17–50 tahun itu dalah masa produktif kehidupan manusia yang menjadi pertanyaan bous demograpi itu akan menjadi sebuah keuntungan atau kerugian bagi bangsa Indonesia” tukasnya.
Sementara itu, Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Pertania Indonesia (ISMPI) Hasbi Abdullah melihat kalangan yang pemuda belum produktif akan menjadi tantangan buat bangsa Inonesia kedepan diera industri 4.0 terutam persoalan menghadapi bonus demografi.
“Memanfaatkan momentum itu dengan baik atau sebaliknya, pemuda hari ini harus menguasai seluruh sektor perekonomian terutama sektor pertanian adanya kekosongan kelompok muda” ujarnya.
Dalam upaya peningkatan Sumberdaya Pertanian, pihaknya akan continue dalam jangka waktu dua bulan sekali agar kelompok muda bisa tertarik kembali pada pertanian.
“Upaya pengembangan kelompok muda dalam sektor pertanian, kita akan sering berdiskusi” pungkasnya . (Dian/Mbi)