KAB. BANDUNG, MBINews.id – Dalam upaya mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak, DPRD Kabupaten Bandung mengadakan audiensi yang melibatkan masyarakat, termasuk kelompok tani Rahayu, PDAM, dan berbagai pihak terkait lainnya.
Pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat mengenai proyek Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di wilayah Bandung Timur.
Acara yang berlangsung pada Rabu, (10/09) ini dihadiri oleh jajaran direksi Perumda Tirta Raharja, PT Moya, PT ABT, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Bandung.
Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Renie Rahayu Fauzi, menjelaskan bahwa audiensi ini merupakan kelanjutan dari rapat yang telah dilaksanakan pada Jumat pekan lalu.
“Ada tiga poin utama yang menjadi perhatian Paguyuban Rahayu dalam pertemuan ini, yaitu perizinan, sosialisasi kepada masyarakat, dan solusi jangka panjang,” kata Renie kepada wartawan setelah audiensi.
Renie menegaskan bahwa Paguyuban Rahayu tidak menolak program SPAM PDAM, namun mereka khawatir penyedotan air dari hulu Sungai Citarum dapat mengurangi ketersediaan air untuk para petani.
“Izin pelaksanaan proyek SPAM sudah terpenuhi, sehingga proyek ini tidak dapat dihentikan. Namun, kami meminta agar sosialisasi dilakukan lebih merata dan solusi jangka panjang segera disiapkan agar para petani tidak terdampak penurunan debit air,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Perumda Tirta Raharja, A. Teddy Setiabudi, menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
“Kami berkomitmen melaksanakan semua aspirasi masyarakat petani yang berada di wilayah Bandung Timur, khususnya yang terdampak langsung proyek SPAM Perumda Tirta Raharja,” ujarnya.
Dengan adanya audiensi ini, diharapkan tercapai keseimbangan antara kebutuhan penyediaan air minum di Bandung Timur dan kepentingan masyarakat, terutama para petani yang sangat bergantung pada ketersediaan air dari Sungai Citarum.***