JAKARTA, MBInews.id – Pengamat Ilmu Politik Universitas Bung Karno Faisal Chaniago mengatakan Republik Indonesia tidak bisa ditawar – tawar lagi dan sudah menjadi kesepakatan Founding Father bangsa ini.
Wacana tentang NKRI syariah tidak relevan di bumi Pancasila ini dan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki beragam perbedaan agama, suku dan bahasa sudah disatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Hal tersebut terungkap saat Kajian dan Dialog yang diselenggarakan oleh Koordinator Nasional Gabungan Gerakan Anti Hoaks (GAGAH) bertema Rekonsiliasi Ukhuwah Wathaniyah untuk persatuan Indonesia di Kaffe Mie Aceh Seulawah Cikini Jakarta Pusat, kamis (29/8/2019).
Faisal mengatakan persatuan Indonesia saat ini harus terus digelorakan menyusul ada beberapa kelompok yang mencoba menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya termasuk Khilafah.
Sekterian kini menjadi anomali di Indonesia, dimana agama dijadikan alat politik untuk mendapatkan kekuasaan. Jika rasa ekslusif yang diyakini suatu kelompok masyarakat semakin kuat, menyebabkan perpecahan merupakan sebuah dampak yang terjadi akibat saling mengklaim yang paling benar, ujar Faisal.
Masyarakat Indonesia harus sadar dan waspada terhadap ancaman tersebut. Masyarakat Indonesia harus berani menolak wacana NKRI syariah yang sangat jelas tidak cocok dengan Indonesia sebagai “Rumah Besar” bagi rakyatnya yang beragam.
Pada kesempatanya yang sama, Dosen Komunikasi Politik UHAMKA Syaiful Rohim mengatakan diksi-diksi yang keluar melalui pernyataan elite politik, tidak jarang mempengaruhi persepsi publik sehingga terjadi disintegrasi yang memecah rasa persatuan bangsa.
Konsep Ukhuwah Wathoniyah merupakan suatu kesepakatan seluruh anak Bangsa sebagai solusi meredam berbagai potensi perpecahan yang terjadi di masyarakat, tutup Syaiful.(yonk/Koes)