SUKABUMI- Kota Sukabumi alami deflasi di bulan Agustus sebesar 0,22 persen. Deflasi juga terjadi di bulan sebelumnya (Juli) dengan nilai 0,06 persen. Melihat kondisi tersebut, membuat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat mewaspadai. Sebab, adanya deflasi bisa saja akan menyebabkan terjadinya resesi ekonomi.”Ya, kita tetap mewaspadai, adanya deflasi di dua bulan secara berturut-turut,”ungkap Sekretaris TPID Kota Sukabumi Cecep Mansur, saat dihubungi lewat telepon genggamnya. Sabtu, (26/9/2020).
Cecep mengungkapkan, deflasi di bulan Agutus 2020 ini, disebabkan adanya penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,29 persen.”Kami mencatat di bulan agustus, Kota Sukabumi terjadi deflasi dengan Indeks harga Konsumen (IHK) sebesar 104,73,”terangnya.
Cecep menambahkan, jika disalah satu daerah alami deflasi, hal itu bisa saja ada upaya-upaya untuk menekan laju inflasi. Tapi kata Cecep, ketika deflasi itu terjadi bukan hanya satu daerah saja (keseluruhan), ini juga harus diperhatikan. Selain bisa menggangu sektor pekerjaan, dan perputaran per ekonomian yang rendah,”pungkas Cecep.ardan/Mbi