BANDUNG, Mbinews.id – Inovasi masyarakat terus meningkat, dari Buruan SAE yang menjadi program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, kini menyebar di tiap wilayah berlomba membentuk kawasan yang memiliki ketahanan pangan.
Kali ini di RW 01 Kelurahan Karasak Kecamatan Astana Anyar, tepatnya Jalan Kurdi hadir Kampung Jahe dan Kampung Kunyit.
Hadirnya kampung tersebut berkolaborasi juga dengan unsur akademisi yakni Program Studi Farmasi & LPPM Universitas Islam Bandung.
“Kita dorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan bercocok tanam,” kata Ketua RW 01, Dadang Sungkawa, Jumat 4 Februari 2022.
Menurut Dadang, kedua kampung ini hadir berkat kepedulian masyarakat untuk terus berinovasi memanfaatkan tanaman yang ada.
Apalagi kedua kampung ini memperoleh dukungan dari Universitas Islam Bandung (Unisba). Di antaranya pemberian bibit 50 pohon setinggi 10 cm.
“Ada 2 kali panen selama 1 tahun ini. Hasilnya belum kita secara signifikan uji coba dulu fungsi jahe itu buat bandrek. Baru berjalan 1 tahun,” ujarnya.
Adapun hasilnya bisa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Bahkan bisa menjadi minuman herbal bandrek.
“Jahe ini bisa menghasilkan produk bandrek,” katanya.
Ia berharap masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam memanfaatkan lahan di sekitar lingkungan.
“Harapannya agar bisa ikut partisipasi, dengan adanya tanaman jahe ini menjadikan pertumbuhan ekonomi masyarakat bahkan sampai kuliner juga. Rencananya juga akan menjadi Cafe Jahe Kurdi,” bebernya.
Apresiasi pun dilontarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana bahwa masyarakat mampu memanfaatkan lahan sekitar.
“Bagus Program Buruan SAE-nya, memanfaatkan lahan-lahan kosong di sekitar rumah warga dan tanamannya tematik, ada jahe, ada kunyit. Mudah-mudahan ini bisa di duplikasi di tempat lain,” katanya.
Ia menambahkan, 96,47 persen bahan pangan disuplai dari luar Kota Bandung, sehingga dengan adanya pemanfaatan lahan mampu mengurangi ketegangan pangan dari luar.
“Mudah-mudahan dengan Program Buruan SAE ini memanfaatkan lahan yang ada dengan tanaman apa pun. Tapi diharapkan tanaman pangan agar mengurangi ketergantungan kita, ” bebernya.
“Kalau dari 96,47 persen itu kita bisa turunkan ke 80,75 persen, bertahap dengan gerakan masif warga seperti ini. Karena kalau sudah dirasakan manfaatnya, saya pikir warga juga semangat untuk menanam seperti ini, ” jelasnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Prodi Farmasi Unisba, Kiki Mulkiya menerangkan bahwa pihaknya memberikan sosialisasi juga bibit di wilayah tersebut.
“Kita mau mengembangkan kampung jahe memberikan pelatihan jahe bagaimana caranya manfaatkan lebih nyaman,” katanya.
Ia pun menyampaikan bahwa banyak manfaat yang bisa dikonsumsi jahe.
“Sebetulnya jahe ini konsumsi rutin meningkatkan imunitas, kemudian terbukti membantu pemulihan untuk beberapa penyakit tertentu. Ini kan bukan obat kimia, ini relatif aman dikonsumsi untuk usia lanjut,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Camat Astana Anyar, Syukur Sabar menyampaikan bahwa di wilayah Astana Anyar, Jalan Kurdi memiliki kampung Jahe dan Kunyit.
“Jadi kita ingin menjadikan ini sebuah kampung jahe, ada juga Kampung kunyit, jadi ada tematik. Pak Lurah berteman LPM juga PKK karang taruna ingin membuat tematik, ada juga Kampung Strawberry,” ujarnya.
“Namun yang sudah lebih awal Disini yang muncul adalah jahe ini, insyaallah juga tempat ini akan dijadikan Cafe yang menjual hasil-hasil jahe minuman yang menghangatkan,” katanya. (yan-pipi)