SUKABUMI, Mbinews.id – Chief Executive Officer (CEO) perusahaan WI.Plat Cha Sunghoon di dampingi CEO PT. Supra Internasional Indonesia, Adhi Pramudito, melakukan kunjungan kerja ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Bumi Wibawa (TBW) Kota Sukabumi. Hal tersebut dilakukan, untuk menindaklanjuti perjanjian kerjasama, yang sudah dilakukan antara Perumda Air Minum TBW dengan WI. Plat, terkait sistem penanggulangan manajamen kebocoran air, Selasa (22/03/2022).
“Saya akan tetap support untuk penanggulangan kebocoran air di Kota Sukabumi, termasuk melanjutkan Komunikasi melalui online, setelah pilot projects ini selesai. Program ini merupakan perdana di Indonesia untuk Kota Sukabumi,” kata Cha Sunghoon, mealui translatornya.
Lanjutnya, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan menggunakan sistem data terintegritas yang dimilikinya saat ini, memang masih terdapat kebocoran air yang relatif masih tinggi, khususnya di wilayah Kadudampit dan juga batukarut.
“Pada prinsipnya alat itu berfungsi baik namun kita butuh penyesuaian data yang dibaca di Korea dengan di Indonesia,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Perumda Air Minum TBW, Abdul Kholik mengatakan, tingkat kebocoran air yang dialami oleh Perumda Air Minum TBW kini sudah diketahui, tinggal saat ini dilakukan pengolahan data untuk menentukan titik mana saja yang harus dilakukan perbaikan.
“Alahmdulillah, setelah dipasang alat tersebut, tingkat kehilangan air di Permuda AM TBW sudah terlihat. Dan alatnya sudah bisa diaplikasikan,” ujarnya.
Lanjutnya, kegiatan ini merupakan lanjutan dari perjanjian kerjasama antara Perumda Air Minum TBW serta WI. Plat untuk menanggulangi kebocoran air yang terjadi.
“Jadi hari ini kita bersama-sama mendengarkan penjelasan dari bapak Cha Sunghoon, kemudian besok bersama-sama kita akan melakukan pengecekan ke lapangan, untuk mendeteksi kebocoran yang terjadi,” bebernya.
Masih menurut Abdul, dirinya mengungkapkan bahwa,alat yang dipasang di dua lokasi yang saat ini terdeteksi mengalami kebocoran tersebut, nantinya bisa membaca aliran air selama 24 jam. Jadi berdasarkan keterangan tersebut, bisa diketahui kebocoran yang terjadi dari waktu ke waktunya.
“Nanti akan diketahui tingkat kebocoran berapa liter per detik dan berapa yang dimafaatkan oleh masyarakat. Selama ini data yang ada di bacanya di Korea, makanya kedatanagn mereka akan melihat langsung kondisi dilapangan, setelah itu akan dilakukan pengolahan data kembali yang kemudian akan diambil sempel dibeberapa titik yang bisa diperbaiki tingkat kebocoranya,” pungkasnya. Ardan/Wan/Mbi