Kab. Bandung, MBINews.id – Banyak lagu-lagu pop sunda yang sedang naik daun saat ini. Saking tenarnya, lagu ini pun kerap dibawakan oleh sejumlah artis kenamaan.
Sebut saja lagu “Jayanti” saat dibawakan artis Ade Astrid. Di sejumlah media sosial, lagu ini ditonton hingga ratusan ribu bahkan jutaan. Namun demikian, pencipta lagu “Jayanti” Abah Anton merasakan tidak pernah menerima royalti.
Saat ditemui wartawan di Twins Coffee, jalan raya Soreang-Banjaran, Sekretaris Pasebban Kabupaten Bandung ini mengaku senang.
“Saya senang lagu saya yang diciptakan tahun 2007 bisa meledak di tahun 2024 ini. Bahkan sejak tahun 2023 lagu ini memang sudah naik daun kok. Makanya wajar kalau lagu ini kerap dibawakan artis ternama. Ade Astri saja waktu manggung di sejumlah daerah membawakan lagu ini karena permintaan penontonnya. Pada intinya saya bersyukur lagu saya bisa meledak juga,” papar Abah yang juga kerap disapa Anton Wik Wiw ini, kemarin malam.
Meski tidak pernah secara langsung datang ke destinasi wisata Jayanti, di Kabupaten Garut, namun ide penciptaan lagu “Jayanti” mengalir deras. Hingga akhirnya lagu ini viral di berbagai platform media sosial.
Dalam album lagu Jayanti, terang Abah Anton, terdapat delapan lagu. Diantaranya “Bungbulang”, “Bangbara Ringrang”, “Pugag” dan “Panutan”. Dengan banyaknya pendengar, penonton, yang suka terhadap lagu ciptaannya, maka harapannya hanya satu, yakni dibarengi dengan mengalirnya uang.
“Ya boleh dibilang sukses seorang pencipta lagu manakala, lagunya itu meledak diiringi uangnya yang diterima si penciptanya. Harapan saya hanya itu,”tegasnya.
Karena alasan tidak sedikit lagu yang diciptakan seseorang viral, jadi saling klaim. Makanya Abah Anton punya ide untuk ngajak kumpul para pencipta lagu dengan tujuan agar mereka bisa tahu aturan main dan tidak ditipu orang. Atau bahkan agar tidak terjadi saling klaim satu sama lain atas lagu populer yang diciptakannya tersebut.
“Ya pokoknya dalam waktu dekatlah kita mau ajak kumpul para pencipta lagu ini.Pada intinya demi kesejahteraan mereka juga,”pungkas Abah Anton. (Aph)