SUKABUMI, Mbinews.id – Pemerintah Kota Sukabumi mengadakan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan tahun 2024 pada Rabu (23/10/2024) di Ruang Opproom Sekretariat Daerah Kota Sukabumi. Rapat ini bertujuan menyamakan persepsi dan meningkatkan sinergi dalam pengendalian inflasi, terutama terkait komoditas pangan.
Acara yang diprakarsai oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Walikota Sukabumi, Kusmana Hartadji, didampingi oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Hasan Asari. Selain itu, turut hadir Kepala DKP3, Adrian Hariadi, pejabat Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, perwakilan PT Bulog, Kepala Bappeda, serta beberapa pejabat terkait lainnya.
Dalam laporannya, Kepala DKP3 Adrian Hariadi menjelaskan bahwa upaya pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga pangan menjadi prioritas utama.
“Pengendalian inflasi ini dilakukan melalui berbagai kegiatan, termasuk gerakan pangan murah yang bertujuan memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga di bawah pasar,” ujar Adrian.
Sepanjang 2024, DKP3 telah menggelar pasar murah sebanyak 18 kali, menggunakan anggaran dari APBD Kota Sukabumi. DKP3 juga telah menyalurkan lebih dari 10.769 kilogram beras cadangan pangan pemerintah kepada 336 keluarga terdampak, termasuk mereka yang mengalami gagal panen akibat kekeringan.
Pemantauan harga pangan rutin dilakukan di dua pasar utama, yaitu Pasar Tipar Gede dan Pasar Pelita. Langkah ini diambil untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan. Selain itu, gerakan tanam bawang merah, yang didukung oleh Kementerian Pertanian, turut dilakukan guna meningkatkan produktivitas pangan di tengah tantangan perubahan iklim global.
Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa Kota Sukabumi mengalami deflasi sebesar 0,19 persen per 1 Oktober 2024. Meskipun penurunan harga bahan pokok menjadi salah satu faktor penyebab, deflasi ini juga menandakan adanya penurunan daya beli masyarakat.
“Penurunan daya beli menjadi tantangan serius bagi kami dalam menjaga keseimbangan antara inflasi dan deflasi. Pemerintah berusaha menjaga kestabilan inflasi melalui program-program strategis, seperti Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” jelas Kusmana.
Selain itu, Kusmana menyoroti kenaikan harga cabai di tengah pasokan beras yang tetap aman hingga akhir 2024. Menurutnya, perbedaan pola panen dan hambatan distribusi berkontribusi pada variasi harga komoditas pangan.
Kusmana juga menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan harga antara produsen dan konsumen yang disebabkan oleh tingginya biaya transportasi, pengelolaan stok yang kurang optimal, serta faktor cuaca. Semua ini, lanjutnya, memicu fluktuasi harga pangan dan berdampak langsung pada inflasi.
Menghadapi potensi ketidakpastian harga pangan, Kusmana berharap pemerintah terus hadir memastikan masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik.
“Pemerintah Kota Sukabumi sangat mengapresiasi upaya DKP3 dalam mengendalikan inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga. Kolaborasi antara berbagai pihak adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan inflasi di daerah ini,” pungkas Kusmana.
Dengan berbagai program yang telah dan akan dilaksanakan, Pemerintah Kota Sukabumi optimis mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian inflasi yang efektif. (Ardan/Wan/Mbi)