SUKABUMI,Mbinews.id– Inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) Kota Sukabumi pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,21%. Hal ini utamanya didorong oleh peningkatan indeks harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, yang menyumbang andil inflasi sebesar 0,08%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, sejumlah komoditas utama menjadi penyumbang inflasi di kelompok ini, antara lain telur ayam ras, beras, bawang merah, sigaret putih mesin (SPM), cabai rawit, tomat, dan pisang.
“Data rilis BPS menyebutkan, Inflasi m-to-m Juli tercatat 0,21%, dengan tekanan terbesar berasal dari kelompok makanan dan tembakau,” ujar Erni Agus Riyani, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi. Senin, (11/08/2025).
Secara tahunan (year-on-year/y-on-y), sambung Erni, inflasi Kota Sukabumi pada Juli 2025 mencapai 3,63% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,95. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mencatat inflasi tertinggi secara tahunan sebesar 10,15% (IHK: 122,22).
“Komoditas penyumbangnya antara lain, beras, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), minyak goreng, bawang merah, sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek tangan (SKT),”katanya.
Sementara itu, deflasi y-on-y terjadi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar -0,51% dengan IHK 98,63.
“Untuk inflasi y-on-y, salah satu penyumbangnya yaitu beras, minyak goreng, dan bawang merah,” terang Erni.
Untuk menjaga stabilitas harga, sambung Erni, Pemkot Sukabumi, melakukan sejumlah langkah strategis dalam pengendalian inflasi daerah. Upaya tersebut meliputi penguatan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.
“Kami menjaga pasokan dengan cadangan pangan daerah, pengembangan budidaya padi sawah indeks pertanaman (IP) 400, serta gerakan tanam cabai, bawang merah, dan jagung, termasuk urban farming,” jelas Erni.
Dari sisi distribusi, pemerintah terus memantau distribusi minyak goreng “Minyak Kita” dan beras SPHP ke pengecer, serta mendorong kerja sama antar daerah dengan produsen pangan utama.
“Terpenting, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum,”pungkasnya.ardan/wan/mbi.