SUKABUMI,Mbinews.id- Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi menurunkan angka stunting kembali ditegaskan melalui Rapat Koordinasi Evaluasi Pengisian Capaian Indikator Stunting pada platform Monitoring Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri, Senin (2/12), di ruang Bappeda Kota Sukabumi. Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, hadir langsung memberikan arahan.
Dalam kesempatan itu, Bobby menyampaikan bahwa Kota Sukabumi telah mencatat kemajuan signifikan. Prevalensi stunting yang pada 2023 berada di angka 26,9 persen berhasil ditekan menjadi 19,7 persen pada 2024.
“Ini bukan capaian kecil. Ini bukti bahwa kerja kita bersama bergerak pada arah yang benar,” ungkapnya.
Atas keberhasilan tersebut, Kota Sukabumi memperoleh penghargaan sebagai daerah berkinerja terbaik dalam aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Jawa Barat 2024, serta menerima insentif fiskal dari Kementerian Keuangan RI pada 2025.
“Pengakuan ini, menjadi dorongan sekaligus pengingat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan,”jelasnya.
Target penurunan stunting kini masuk sebagai indikator prioritas dalam RPJMD 2025–2029, dengan sasaran bertahap hingga mencapai 13,36 persen pada 2029. Karena itu, ia menekankan perlunya peningkatan kualitas pengisian data.
“Kelengkapan dan akurasi data adalah kunci. Bukan sekadar administrasi, tapi pondasi keputusan yang menentukan masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Rakor ini tidak hanya menjadi forum evaluasi, tetapi juga ruang konsolidasi lintas sektor. Stunting, menurut Bobby, merupakan persoalan kompleks yang tidak dapat ditangani oleh satu dinas saja. Sinergi kesehatan, sanitasi, pendidikan, hingga ketahanan pangan dituntut berjalan dalam satu tarikan napas.
Bobby juga menyoroti pentingnya intervensi sejak hulu, termasuk pembinaan calon pengantin dan pemenuhan gizi berkelanjutan. Ia menggarisbawahi penguatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dipadukan dengan Kawasan Makan Produktif (KMP).
“Ekonomi harus tumbuh bersama. Rantai pasok harus sehat, tanpa markup harga, dan masyarakat merasakan manfaatnya,”ucapnya.
Dalam penilaian kinerja stunting nasional, Bobby menekankan tiga unsur utama: kelengkapan data, akurasi, dan ketepatan waktu. Penilaian dilakukan melalui tiga komponen besar. Yaitu, aksi konvergensi oleh Kemendagri, capaian layanan oleh Kemenkes dan PUPR, serta efektivitas konvergensi desa oleh Kemendes PDTT.
Bobby juga menyampaikan tiga instruksi penting yakni, memastikan seluruh indikator terisi sesuai kondisi lapangan, memperkuat koordinasi lintas-OPD hingga tingkat kelurahan, dan menjaga disiplin pelaporan.
SYa yakin atas kemampuan para petugas, serta berharap dukungan anggaran bagi kader posyandu dapat ditingkatkan,”pungkasnya.ardan/wan/mbi.








