BANDUNG, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bandung gelar vaksinasi covid-19 massal bagi milenial dalam rangka membantu percepatan target vaksinasi covid-10 pemerintah kota bandung, di SPOrT Jabar, Arcamanik, Kota Bandung, Minggu (22/8/2021).
Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, AT., MM mengapresiasi gelaran vaksin. Menurut Tedy, kegiatan tersebut bukan hanya merupakan terobosan baru dalam rangka membantu percepatan target vaksinasi Covid-19 Pemerintah Kota Bandung, guna terbentuknya 70 persen kekebalan kelompok di tengah masyarakat pada akhir September mendatang.
Akan tetapi, kegiatan ini menjadi salah satu wujud ikhtiar dalam mempersiapkan dibukanya kembali kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang selama ini dilakukan secara daring karena dampak dari pandemi Covid-19.
“Tentunya kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh rekan-rekan pemuda-pemudi dan OKP mahasiswa Bandung ini, karena selain menjadi sebuah inovasi dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19, tetapi juga merupakan upaya persiapan dibukanya kembali PTM terbatas. Apalagi kegiatan ini dilakukan oleh milenial dan untuk milenial,” ujarnya senin (23/8/2021)
Dalam kesempatan itu, Tedy berpesan, hadirnya kolaborasi kaum milenial dengan Pemerintah Kota Bandung diharapkan dapat menjadi tambahan energi baru dalam rangka menyukseskan program percepatan vaksinasi Covid-19 di masyarakat, khususnya bagi kelompok lansia.
Sebab, selain lansia merupakan kelompok paling rawan terpapar Covid-19, hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia di Kota Bandung baru mencapai sekitar 60-65 persen.
“Saya mengajak kepada akang, teteh semua, jika di sekitar rumahnya ada lansia yang belum divaksin, tolong segera komunikasikan kepada petugas puskesmas atau aparat pemerintah kewilayahan setempat, karena lansia ini kelompok yang cukup rawan terpapar Covid-19,” ucapnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat yang telah divaksin agar tetap menjaga disiplin protokol kesehatan, di manapun dan kapan pun. Serta saling mengingatkan juga mengedukasi, bila ada anggota keluarga atau masyarakat yang tidak mengenakan masker.
“Setelah vaksin, tetap harus memperhatikan 5 M ini, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi aktivitas, menghindari kerumunan, karena tidak menutup kemungkinan potensi varian Delta yang masih terdeteksi,”ucapnya
Apalagi, vaksinasi Covid-19 bukan berarti seseorang akan terbebas dari potensi terpapar Covid-19. Diinisiasinya kegiatan vaksinasi Covid-19 massal bagi milenial ini berawal dari kondisi di lapangan akan masih banyaknya milenial yang belum terfasilitasi mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Oleh karena itu, Tedy mendorong agar Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk dapat memfasilitasi bila milenial mengajukan permintaan kebutuhan dosis vaksin, termasuk yang bersedia menjadi tenaga relawan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di masyarakat.
“Saya mengimbau agar yang sudah divaksin untuk tetap menjaga prokesnya, tetap memakai masker, sehingga tidak terjadi gelombang ketiga dari pandemi Covid-19. Karena dengan longgarnya penerapan prokes di masyarakat pada bulan Juni lalu atau pada masa libur lebaran Idulfitri, membuat lonjakan kasus luar biasa dari gelombang kedua pandemi,” ujarnya.
Sementara itu, ketua panitia kegiatan, Yusron Hidayat menambahkan, dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 massal bagi milenial Bandung ini, pihaknya menyediakan 1300 dosis vaksin Astrazeneca bagi milenial se-Kota Bandung.
“Upaya yang kami lakukan ini sebagai bentuk ikhiar agar Indonesia, khususnya Kota Bandung dapat keluar dari situasi pandemi Covid-19. Karena penanganan Covid-19 merupakan tugas dan kewajiban bersama, sehingga diperlukan adanya kolaborasi dan sinergitas dari seluruh elemen masyarakat, khususnya para pemuda-pemudi atau kaum milenial,” pungkasnya