KAB. BANDUNG, MBINews.id – Bupati Bandung Dadang Supriatna bersama para asisten, jajaran kepala dinas maupun kepala badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung melaksanakan tatap muka atau patepang wajah dengan melalui masyarakat kegiatan rutin Rembug Bedas.
Pada Rabu (12/6/2024) ini, orang nomor satu di Kabupaten Bandung melaksanakan Rembug Bedas di tiga desa, yakni Desa Dayeuhkolot Kecamatan Dayeuhkokot (Rembug Bedas ke-132), Desa Sukamenak Kecamatan Margahayu (Rembug Bedas ke-133) dan Desa Mekar Rahayu Kecamatan Margaasih (Rembug Bedas ke-134).
Selain melaksanakan Rembug Bedas, Bupati Bandung juga secara rutin melaksanakan Bunga Desa yang sudah dilaksanakan di 26 desa. Namun pada pelaksanaan Bunga Desa, Dadang Supriatna bersama Bunda Bedas Emma Dety Dadang Supriatna menginap di rumah warga dengan kondisi rumah sudah tidak layak huni.
Hingga usai menginap, Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, pada esoknya secara simbolis melakukan bedah rumah tersebut. Dengan harapan rumah tersebut layak huni.
“Alhamdulillah, setiap tahun dalam program perbaikan rumah tidak layak huni, dari progres setiap tahunnya 7.000 rumah. Realisasinya dalam tiga tahun ini, pada tahun pertama 2021 bisa menuntaskan 7.300 rumah, tahun kedua 2022 sebanyak 7.400 rumah dan tahun ketiga 2023 sebanyak 7.500 rumah lebih, kata Bupati saat melaksanakan Rembug Bedas di Desa Dayeuhkolot.
Kang DS mengatakan menjadi Bupati Bandung itu merupakan amanah. Sehingga ia melaksanakan Rembug Bedas ini, ingin melihat kondisi riil di lapangan yang berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat.
Ia pun juga mengungkapkan 13 program prioritas yang umum sudah direalisasikan di masyarakat Kabupaten Bandung. Misalnya memberikan insentif guru ngaji untuk 17.000 guru ngaji di Kabupaten Bandung dengan anggaran Rp109 miliar.
“Ini anggaran terbesar di Indonesia. Bagi yang belum terakomodir, silahkan untuk didata oleh Pak Kades untuk diusulkan mendapatkan program insentif guru ngaji,” ujarnya.
Di hadapan masyarakat, Bupati Bedas ini menyampaikan program Besti (Beasiswa Ti Bupati) untuk masyarakat berprestasi yang berasal dari keluarga yang perlu mendapatkan bantuan jika dilihat dari kondisi ekonominya.
“Tahun 2022 sebanyak 80 orang, tahun 2023 sebanyak 125 orang dan tahun 2024 ini dimasukkan 100 persen untuk 250 orang calon pelajar. Tahun depan 2025 untuk 500 calon pelajar,” tuturnya.
Ia mengatakan program Besti itu untuk masyarakat Kabupaten Bandung yang ingin melanjutkan kuliah. Bahkan selama Kang DS menjadi Bupati Bandung, rindu akan terus berusaha memperjuangkan program Besti ini.
Apalagi menghadapi Indonesia Emas 2924, katanya, ada lima hal yang harus dipersiapkan. Pertama peningkatan sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi.
“Kalau tak paham hal ini akan ketinggalan. Karena tantangan masa depan akan semakin berat,” katanya.
Kang DS pun mengungkapkan tiga muatan lokal di sekolah TK, SD dan SMP. Pertama pendidikan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, pendidikan bahasa Sunda dan budaya Sunda, ketiga pendidikan mengaji dan menghafal Al-Qur’an.
“Dengan adanya pendidkan muatan lokal ini, guru ngaji datang ke sekolah dalam rangka membentuk anak bangsa kita di masa yang akan datang yang berkarakter dan berakhlakul karimah,” ujarnya.
Kang DS pun berjanji bahwa 13 program prioritas itu, di antaranya program insentif guru ngaji akan terus berlanjut selama dirinya menjadi Bupati Bandung.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas itu, Bupati Bandung langsung merespon apa yang menjadi aspirasi masyarakat, di antaranya terkait penataan atau pembangunan jalan di desa tersebut.
“Penataan atau pemeliharaan jalan bisa dianggarkan dari APBD Perubahan,” harapnya.
Ia pun menjelaskan manfaat program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Disaat mengalami kecelakaan, untuk biaya perawatan bisa ditanggung oleh BPJS. Demikian pula disaat meninggal dunia, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta.
Kalau sudah tiga tahun menjadi anggota BPJS-nya, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 174 juta untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya atau kuliah, katanya.
Selama tiga tahun jadi Bupati, katanya, sudah mengeluarkan 250.000 BPJS Ketenagakerjaan. Penerima manfaat BPJS itu, yakni para guru ngaji, kader PKK, RT, RW, Linmas, perangkat desa, LPMD, BPD dan pihak lainnya.
“87.000 petani juga mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Tak hanya itu, ia pun mensosialisasikan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan dengan anggaran Rp 70 miliar.
“Anggaran sebesar itu dititipkan di BJB sebesar Rp 20 miliar dan di BPR Kerta Raharja Rp 50 miliar,” katanya.
Menurutnya, program ini untuk membantu masyarakat agar tidak terjerat oleh bank emok. “Bank emok merusak karakter masyarakat,” katanya. (HEN)