SUKABUMI,Mbinews.id– Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al-Fath terus menunjukkan kiprah inovatifnya dalam menjawab tantangan zaman. Selama tiga hari ke depan, Aula Syekh Quro menjadi ruang pertemuan gagasan lintas sektor dalam Seminar Nasional One Stop Culture Tourism, Selasa (7/10).
Lebih dari sekadar diskusi, seminar ini jadi tonggak awal kolaborasi antara pesantren, pemerintah, akademisi, dan komunitas budaya dalam mengangkat potensi pariwisata berbasis kearifan lokal di Sukabumi.
Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KH Fajar Laksana menyebutkan, kegiatan ini sebagai jembatan antara kebijakan, riset, dan gerakan masyarakat.
“Kami ingin memperkuat posisi Sukabumi sebagai etalase budaya nasional. Tak hanya dikenal karena alamnya, tapi juga karena warisan budayanya yang hidup,” ujarnya.
Hari pertama, diisi dengan pemaparan kebijakan infrastruktur budaya oleh Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan. Tak hanya menyentuh aspek fisik, diskusi juga menggali arah kebijakan pelestarian budaya takbenda dan strategi sinergi antar daerah.
Dilanjutkan pada hari kedua, Ketua BRIN dijadwalkan hadir membedah hasil riset terhadap artefak di Museum Prabu Siliwangi. Lima kali penelitian telah dilakukan, dan temuan menunjukkan bahwa benda-benda di museum tersebut menyimpan nilai historis dan budaya yang tinggi, bahkan melibatkan arkeolog dan pemetaan kawasan Gunung Tangkil.
Sebagai bentuk praktik langsung, hari ketiga akan diisi kunjungan lapangan ke sejumlah destinasi budaya dan wisata unggulan Sukabumi. Mulai dari Kampung Odeon, Pemandian Air Panas, hingga Situ Gunung.
“Ini bagian dari mimpi besar kami menjadikan Kota Sukabumi sebagai showroom pariwisata dan budaya Kabupaten Sukabumi,” tegas Fajar.
Dukungan penuh juga datang dari Kementerian Kebudayaan. Feri Arlius, perwakilan kementerian, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan agenda nasional dalam mengintegrasikan budaya dan pendidikan keagamaan.
“Ponpes Dzikir Al-Fath membuktikan bahwa pendidikan Islam bisa menjadi pusat inovasi budaya. Ini bisa jadi model pilot project untuk pengembangan culture tourism di Jawa Barat,” ucap Feri.
Tak hanya melibatkan akademisi dan pejabat, seminar ini juga dihadiri peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari kepala sekolah hingga siswa. Tujuannya jelas, menanamkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan budaya dan membangun pariwisata daerah sejak usia dini.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Ponpes Dzikir Al-Fath memposisikan diri sebagai motor perubahan di Sukabumi — membuka jalan baru bagi pengembangan culture-based tourism yang tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga merawat jati diri bangsa.ardan/wan/mbi.