BANDUNG, Mbinews.id – Ngobrol Bareng Analis Kesenian dan Budaya Daerah, Deru Rukmana Saputra bersama H. Deden Muhammad Ramdan Ketua Paguyuban Seni Reog dan Ahmad Arifin di Padepokan Gumelar Nonoman Cinambo, Selasa, ( 17/9/19).
Ngobrol kali ini berupa aspirasi dari pengurus Paguyuban Seni Reog dan Padepokan Gumelar Nonoman yang diterima Deru.
Dalam obrolan berharap ada jalan pemecahan masalah, informasi dan edukasi terkait hal yang dibutuhkan dan sebagai jalan keluar sesuai keinginan bersama yang kemudian dapat diimplementasikan.
“Bagaimana kesenian dan kebudayaan itu dibangun dengan kolaborasi antara seni budaya Sunda itu sendiri atau dipadukan dengan budaya internasional juga bisa berbentuk kontenporer yang intinya agar yang menikmati merasa lebih tertarik, puas bahkan ingin mempelajarinya” tutur Deru.
“Dengan suguhan yang sedemikian rupa maka bisa mengubah image penonton untuk lebih antusias” tambahnya.
Dibutuhkan inovasi, kreatifitas dan daya cipta serta kreasi agar industri seni dan budaya dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan agar terjadi pembaruan-pembaruan dan tidak menonton.
“Seni Reog asal sunda tentu beda dengan seni Reog asal Ponorogo dimana seni Reog Sunda lebih mengutamakan jenis musik ‘Dogdog’ yakni lebih kepada alat musiknya dari pada penampilan yaitu menari dengan memukul dogdog mirip gendang kecil sambil menari-nari” jelas H. Deden.
Ciri khas ini yang menjadi dasar seni budaya daerah sebagai identitas yang kuat dan melekat bahkan menjadi icon daerah tertentu.
“Padepokan Gumelar Nonoman lebih pada mengembangkan dan melestarikan pencak silat pada anak-anak yang selalu dilakukan setiap malam Minggu sesudah anak-anak pengajian” tutur Ahmad Arifin.
“Terkadang latihan ini sebagai pelatihan dan gladi resik untuk pentas di hari Minggu” tambahnya.
Pencak silat Sunda pun tentunya punya ciri khas tertentu seperti Cimande, Gajah Putih, Gagak Lumayung, Darma Pusaka, Jampang hingga PSSI dan Buhun.
Atas seni budaya daerah dengan berbagai aliran dan jenisnya merupakan kekayaan daerah jika benar-benar jaga, dirawat dan dilestarikan serta dikembangkan secara kontinyu dan komprehensif.
“Mari bersama kita saling silang untuk memberi masukan baik berupa ide dan gagasan untuk kemajuan Seni Budaya Sunda supaya Terasa Nyata hingga Penikmat puas dengan sajian kreasi kearifan seni budaya yang kita miliki hingga mendunia” pungkas Deru. (iwan/Koes)