KAB. BANDUNG, Mbinews.id – Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda menyiapkan motif batik daun kina, yang akan dijadikan batik khas Kabupaten Bandung.
Motif batik daun kina ini erat kaitannya dengan sejarah produksi kina di Kabupaten Bandung sebagai salah satu pusat tanaman pohon kini di jaman Belanda.
Kepala Bappeda Kabupaten Bandung Dr. Cakra Amiyana mengatakan, pembuatan motif batik kina oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kabupaten Bandung itu dalam upaya mendukung program 99 Hari Kerja Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna.
“Untuk merealisasikan motif batik kina ini, Pemkab Bandung pun akan berkolaborasi dengan sejumlah pengusaha industri lokal dalam proses pembuatan motif batik kina,” kata Cakra Amiyana kepada wartawan di Kantor Bappeda Kabupaten Bandung di Soreang, Senin (7/6/21).
Menurut Cakra, motif batik kina sudah jadi hak paten Pemkab Bandung. “Bahkan motif batik kina ini sudah didaftarkan ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Jadi, kita sebagai pemegang hak paten dari motif batik kina tersebut,” ucapnya.
Untuk merealisasikan program tersebut, Bappeda pun sudah membuat berbagai jenis motif batik kina dengan berbagai corak menarik dengan tema batik kina.
“Motif batik daun kina itu bisa dilihat dari motif daun kina, dan tulang daunnya sangat terlihat jelas. Kemudian dibarengi dengan motif pohon kinanya, sehingga terlihat sangat menarik, sebagai motif batik kina. Dahan, daun maupun bunganya terlihat jelas dari motif batik kina tersebut,” tutur Ami, sapaan Cakra Amiyana.
“Tetapi yang jelas dalam proses pembuatan batik kina itu, kita akan kerjasamakan dengan pengusaha yang mau kerjasama dengan Pemkab Bandung,” imbuhnya.
Program ini pula dalam rangka melestarikan lingkungan, dan mengangkat kearifan lokal, mengingat tanaman kina yang sebelumnya dikabarkan sempat tumbuh subur di kawasan Malabar Pangalengan.
“Namun saat ini tanaman kina yang bisa digunakan obat-obatan dan kebutuhan lainnya itu mulai langka. Tapi kita akan coba kembangkan lagi, melalui kerjasama dengan pihak BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII” kata Ami.
Bersamaan dengan upaya melestarikan tanaman kina, imbuh Ami, Pemkab Bandung belum memiliki identitas batik yang menjadi ikon Kabupaten Bandung, meski sejumlah pengrajin di Kabupaten Bandung sudah mengembangkan motif batik lainnya.
“Ini kesempatan kita untuk mengembangkan motif batik kina. Kita akan branding batik kina ini ke depannya,” kata dia.
Selain menggagas produksi motif batik kina, Bappeda juga berencana untuk mengembangkan wisata yang berkaitan dengan pelestarian tanaman kina yang akan dikerjasamakan dengan PTN VIII. Caranya memanfaatkan lahan kosong yang tak terpakai melalui pemanfaatan hak guna usaha.
Lebih lanjut Cakra Amiyana mengungkapkan, konsep batik kina ini dalam upaya membangun Kabupaten Bandung miliki ciri khas sebagai hak paten motif batik tersebut.
“Suatu daerah itu harus punya ciri khas, sebagai identitas diri suatu daerah. Selain itu sebagai identitas untuk mengenal sebuah wilayah,” tuturnya.
Dengan memiliki motif batik kina ini, Ayi berharap menjadi daya tarik wisata, selain daya saing wilayah.
“Kita bisa melihat Kota Cirebon, Yogyakarta, Solo dan daerah lainnya punya ciri khas motif batik. Kita dari Kabupaten Bandung punya motif batik kina,” ujarnya.
Ia mengatakan batik sudah menjadi warisan dunia dan identik dengan batik Indonesia. “Pengembangan motif batik kina ini bisa menjadi industri untuk meningkatkan lapangan kerja dan sasarannya adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Produksi motif batik kina itu, katanya, selain bisa digunakan para ASN maupun pemerintahan di Kabupaten Bandung, juga bisa menjadi komersil bagi para pelaku usaha dengan didukung kualitas produknya.
“Untuk mempromosikan motif batik kina ini, nantinya tempat-tempat usaha mulai dari hotel atau tempat-tempat wisata bisa membuat galeri untuk memamerkan produk batik kina tersebut. Bisa sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Bandung,” papar Ami.*