BANDUNG, Dalam rangka mengakselerasi vaksinasi Covid-19 untuk usia 12-17 tahun di Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal memasifkan vaksinasi massal di sekolah.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga telah meminta vaksin khusus untuk usia 12-17 tahun sebanyak 400.000 dosis kepada Pemerintah Pusat.
“Alhamdulillah kita minta 400.000, malahan hadir 600.000,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna usai meninjau vaksinasi Covid-19 di SMKN 15 Kota Bandung, Kamis 23 September 2021.
Menurut Ema, untuk vaksinasi usia 12-17 tahun sebelumnya menggunakan azas domisili atau kewilayahan dimana sasaran vaksinasi tinggal, namun hal itu dirasakan sangat lambat.
Sehingga, dengan strategi vaksinasi massal di masing-masing sekolah dinilai dapat mengakselerasi, hal itu juga berdasarkan pengalaman memvaksin para Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).
“Kita punya ‘succes story’ pada saat PTK dilakukan seperti itu, dan itu mencapai diatas 100 persen. Sekarang alhamdulillah di SMKN 15 hari ini menyelenggarakan seperti itu,” ucapnya.
Lanjut Ema, secara total vaksinasi untuk usia 12-17 tahun di Kota Bandung hampir mencapai 24 persen saat ini. Sedangkan di SMKN 15 sudah terverifikasi sekitar 40 persen siswa telah divaksin.
“Itu mendekati 50 persen, artinya di sini (SMKN 15 Kota Bandung) hanya tinggal 50 persen, siswanya kurang lebih 1.200an,” katanya.
Sedangkan total data vaksinasi secara keseluruhan, Kota Bandung sudah menyelesaikan hampir 80 persen untuk dosis pertama. Hal itu berarti sudah melebihi target awal di Bulan September 2021 sebanyak 70 persen.
“Saya pikir, September itu bisa 82-83 persen. Artinya target kita pada Desember lebih awal untuk dapat tercapai 100 persen. Pada November kita optimis terkalkulasi,” ucap Ema.
“Kalau itu sudah tercapai, herd immunity itu akan hadir lebih awal. Itu yang menjadi harapan kita. Sehingga kita mudah-mudahan secepatnya bisa kembali menjalani kehidupan yang normal,” lanjutnya
Sementara itu, Kepala SMKN 15 Kota Bandung, Rini Ambarwati mengatakan, vaksinasi covid-19 untuk para siswa ini sebagai persiapan untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
“Tatap muka kita laksanakan di 4 Oktober 2021. Tentu saja dengan protokol kesehatan, kita sudah menyiapkan segala sesuatunya. Seperti habis kegiatan akan disinfektan kembali,” katanya.
Terkait kapasitas, Rini menyampaikan akan memakai 25 persen kapasitas dengan membagi masing-masing jurusan dan kelas setiap minggunya.
“Di kita punya 4 jurusan, jadi dua jurusan itu dibagi dua. Di minggu pertama itu kelas 10 dua jurusan, minggu kedua kelas 10 dua jurusan, minggu ketiga kelas 11 dua jurusan, kemudian minggu keempat 2 jurusan lagi kelas 11, untuk kelas 12-nya sedang PKL,” katanya.
SMKN 15 sebelummya juga telah melakukan uji coba PTMT pada Juni 2021 lalu. Berdasarkan pengalaman itu, pihak sekolah saat pertama menggelar PTMT tidak akan langsung diberikan materi, tetapi membuat siswa nyaman terlebih dahulu.
“Ada ‘games’ dulu, supaya anak-anak imunnya terjaga, tidak shock. Karena selama ini mereka belajar dengan gadget. Kita buat suasana menyenangkan, juga bisa terjaga kesehatannya,” ucap Rini.
Fazark