SUKABUMI, Mbinews.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, terus berupaya menurunkan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Apalagi, berdasarkan data yang ada, warga yang terjangkin kasus tersebut mencapai 639.
“Kasus DBD di Kota Sukabumi tergolong masih tinggi. Hingga April 2024, tercatat ada 369 warga yang terjangkit,”kata, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti, kepada wartawan. Selasa, (7/5/2024).
Wita mengungkapkan, kasus DBD paling banyak ditemukan pada April yang berjumlah 204. Sedangkan untuk bulan Janauri berjumlah 129 kasus, Februari 167 kasus, dan Maret 139 kasus.
“Dari jumlah 639 kasus, satu diantaranya meninggal dunia yang terjadi pada April 2024 lalu,”terangnya.
Wita juga mengungkapkan, tingginya kasus bulan April, karena saat musim hujan masyarakat perlu waspada dari berbagai penyakit salah satunya penularan DBD.
“Chikungunya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Kondisi ini umumnya ditandai dengan demam tinggi dan nyeri sendi secara mendadak,”jelasnya.
Menurutnya, genangan air hujan bisa menjadi tempat berkembang biaknyamuk aedes aegypti yang merupakan penyebab DBD.
“Sebab itu, kami terus berupa melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan, terkait penyakit yang harus diwaspadai saat musim penghujan ini. Upaya yang kita lakukan yaitu Promosi Kesehatan (Promkes) dan edukasi. Pelayanan kesehatan tetap siap,”akunya.
Tak hanya itu, Dinkes juga berupaya menurunkan angka kasus DBD ini dengan berbagai cara. Misalnya saja, mensosialisasikan pencegahan ke masyarakat tentang 3 M Plus. Yakni, menguras, menutup, mendaur dan mencegah, serta mengedukasi masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Terpenting, masyarakat harus bisa melakukan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),”katanya.
Pihaknya juga mengajak, masyarakat untuk menerapkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan segenap anggota keluarga menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumahnya masing-masing.
“Kami juga, mengaktifkan kelompok operasional penanggulangan DBD atau Pokjanal di berbagai tingkatan RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota, sehingga dengan berbagai upaya itu diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD di Kota Sukabumi,”pungkasnya. (Ardan/Wan/Mbi).