BANDUNG, Mbinews – Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung menggelar diseminasi internal atau ekspose Hasil Penelitian (Riset) dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tahun 2024, Selasa (26/11/2024).
Kegiatan yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) USB YPKP Bandung ini dihadiri oleh Kepala LLDIKTI Wilayah 4, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T., IPU; Rektor USB YPKP, Dr. Didin Saepudin, S.E., M.Si.; Ketua Pengurus YPKP, Dr. H. R. Ricky Agusiady, S.E., M.M., Ak,CFrA, CHRM dan Direktur LPPM, Dr. Nenny Hendajany, S.Si., S.E., M.T.
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tahun 2024, didanai oleh dua sumber anggaran hibah. Dari Hibah DRTPM Kemendikbud ristek dan hibah bersaing (Hiber) LPPM USB.
Tahun 2024, USB YPKP Bandung mendapatkan 7 alokasi dana hibah DRTPM Kemendikbud ristek, yang terdiri dari 4 penelitian dan 3 Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sementara, untuk hibah bersaing (Hiber) mengalokasikan untuk 3 penelitian dan 1 PKM.
Kepala LLDIKTI Wilayah 4, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T., IPU mengungkapkan, seorang dosen bisa dikatakan utuh sebagai dosen manakala telah melakukan penelitian dan PKM. Karena dosen selain pendidik profesional juga sekaligus ilmuwan.
Dosen merupakan pendidik profesional. Untuk itu, indikator pendidik yang profesional dapat dilihat dari mahasiswa-nya. “Pendidik profesional itu hasilnya adalah mahasiswa-nya. Mahasiswanya lulus dengan berkualitas.
Dosen juga memiliki peran dalam membantu produktifitas perguruan tinggi. Salah satu porsi dalam membantu produktifitas adalah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.Seorang dosen dan peneliti itu harus mengingat dua hal. “Yang pertama adalah pembangunan iptek dan iptek untuk pembangunan ,” tuturnya.
Esensi pembangunan iptek adalah menghasilkan karya yang bisa menjadi referensi bagi ilmu pengetahuan. Sementara, iptek untuk pembangunan menjadi esensi dari pengabdian kepada masyarakat. Masyarakat di dunia industri, dunia usaha dan lainnya.
“Hasil-hasil penelitian bukan hanya men-diseminasikan tapi juga memberikan dampak kepada masyarakat. Artinya, kalau kita bisa memberikan dampak kepada masyarakat berarti kita sudah melakukan yang namanya iptek untuk pembangunan,” pungkasnya.
Rektor USB YPKP Bandung, Dr. Didin Saepudin, S.E., M.Si. mengatakan, jumlah penelitian dan PKM untuk tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dan total pendanaan yang diterima dari program DRTPM Kemendikbud ristek berkisar Rp740 juta.
Tahun lalu hanya menerima dua, sekarang tujuh. Empat penelitian, 3 pengabdian kepada masyarakat. Total pendanaan yang kita terima untuk program DRTPM Kemendikbud ristek ini di kisaran Rp740 juta,” jelasnya.
Diseminasi ini, lanjut Rektor, merupakan satu tahapan dari proses penelitian dalam rangka menyebarluaskan hasil penelitian pada masyarakat.
Diharapkan kegiatan hasil penelitian tidak hanya dikenal atau diketahui oleh para peneliti tapi juga dikenal dan diketahui masyarakat lainnya. Dalam hal ini adalah dosen dan mahasiswa di lingkungan kampus.Selain diseminasi hasil penelitian dan PKM, kegiatan ini juga menampilkan poster yang mempresentasikan hasil penelitian dengan narasi dan info grafis.
Dengan metode ini, kata Dr. Didin, mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui secara teori tapi juga mahasiswa paham bagaimana sebuah teori itu dibuktikan dan dikembangkan.
USB YPKP bisa terus eksis membangun akademik atmosfer, riset atmosfer ke depan bisa lebih baik dan maju lagi,” harapnya.
Ditambahkan Direktur LPPM USB YPKP Bandung, Dr. Nenny Hendajany, S.Si., S.E., M.T., hibah bersaing (Hiber) yang didanai oleh internal kampus sebagai salah satu langkah pembelajaran bagi dosen peneliti bagaimana untuk bisa mendapatkan hibah DRTPM dan hibah dari luar/eksternal universitas.
“Sebagai langkah, sehingga mereka (dosen) bersemangat untuk mendapatkan atau membuat proposal yang lebih baik lagi yang bisa didanai oleh DRTPM atau melalui APBN,” tuturnya.
Ketua Pengurus YPKP, Dr. H. R. Ricky Agusiady, S.E., M.M., Ak,CFrA, CHRM berharap, hasil penelitian dari dosen USB YPKP bisa berkontribusi terhadap masyarakat dan pemerintah.
Ricky Agusiady mengatakan, hasil penelitian ini bisa menjadi suatu dasar, yang pertama untuk opini publik dan kedua untuk pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan pemerintah berdasarkan hasil dari riset.
“Jadi setiap ada kebijakan pemerintah itu harus berbasis riset. Riset itu memang belum tentu benar, tapi dapat berkembang. Apalagi saat ini dalam era disruptif,” pungkasnya.**