SUKABUMI,Mbinews.id– Inflasi Kota Sukabumi pada September 2023 mencapai 0,23 persen. Nilai tersebut, dihitung Secara Month to Month (mtm), sedangkan secara tahun ke tahun (yoy) mencapai 2,78 persen.
“Inflasi pada September 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,74,”ujar Kabid Perekonomian dan Sumberdaya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani. Selasa, (17/10/2023).
Erni mengungkapkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), penyumbang andil inflasi secara yoy, yakni beras sebesar 0,51%, Harga pakaian sebesar 4,52%, Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga juga turut menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen, kemudian, kelompok penyumbang inflasi lainnya di antaranya transportasi inflasi sebesar 0,58%.
“Angka yang dirilis oleh BPS, adalah angka inflasi yang terkendali, tetapi kita jangan terlena karena dibulan September ini lebih baik dari bulan sebelumnya. Yoy itu kan artinya dibandingkan dengan bulan September tahun sebelumnya, dimana kenaikan BBM yang tinggi yang berimbas terhadap kenaikan Barang dan Jasa,”ucapnya.
Pihaknya mengatakan, Inflasi terus ditangani karena dinamis, pelaksanaan rapat dan di Daerah dan pusat selalu dilakukan. Harus waspada menangani inflasi hingga tidak dapat terkendali. Pasalnya, apabila tidak terkendali maka akan sulit karena menyangkut permasalahan yang mendasar (pangan, barang dan jasa).
“Kami juga mengantisipasi, apabila ada penyimpangan atau menimbun barang, karena itu menjadi atensi Pemerintah Daerah. Makanya, kami bersinergi dengan Polri, Kejaksaan, TNI dan Badan Pangan untuk antisipasi hal itu tidak terjadi,”akunya.
Untuk itu, lanjut Erni, koordinasi dengan BPS terus dilakukan sebagai intnasi lintas sektor penyedia data update untuk rilis resmi berita perekonomian.
“Ya, sebagai anggota Tim Pengendlaian Inflasi Daerah (TPID), kami terus berkoordinasi untuk memantau kondisi riil di lapangan. terutama dengan satgas pangan. Termsuk, melakukan pemantauan ketersediaan dan pasokan yang dapat memicu kenaikan inflasi,”pungkansya.ardan/wan/mbi.