BANDUNG, MBInews.id – Program Padat Karya yang digarap Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung mulai berjalan, Kamis, 22 September 2022.
Salah satu lokasi yang mulai berkegiatan yaitu Kecamatan Rancasari. Rencananya Padat Karya berlangsung dari 22 September-2 Oktober 2022.
Sebanyak 40 orang turun secara serentak selama 10 hari ke depan. Mata pencarian mereka sebelumnya rata-rata pekerja lepas harian di orang lain atau pabrik.
Camat Rancasari, Hamdani menyampaikan, ada tiga kategori peserta yang dipilih untuk terlibat dalam program tersebut.
“Para peserta padat karya yang kami rekrut masuk dalam tiga kategori berikut, yakni terdaftar dalam DTKS, mereka yang diputus kerja atau dirumahkan, dan warga yang belum mendapatkan kesempatan bekerja,” jelas Hamdani saat ditemui di kantornya.
Semua peserta merupakan warga ber-KTP Rancasari. Ia mengatakan, untuk wilayahnya hanya warga asli Rancasari saja yang direkrut.
“Karena kami memang memiliki banyak tenaga produktif yang masih bisa dipekerjakan,” ucapnya.
Sasaran lokasi yang diprioritaskan adalah wilayah selatan Rancasari yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain. Sebab di sana terdapat aliran sungai kecil yang ujungnya bermuara di kawasan Rancasari.
“Ada dua sungai besar yang melintasi dua kelurahan di wilayah ini, Sungai Cidurian dan Cipamokolan. Sehingga kami membagi menjadi dua kelompok besar sejumlah 22 orang dan 18 orang,” paparnya.
Hamdani menjabarkan, kegiatan Padat Karya yang dilakukan selama 10 hari antara lain pengerukan, pembersihan sampah, dan penormalisasi sungai kecil atau drainase.
“Kami memprioritaskan drainase-drainase yang tersumbat dan bergulma. Kita keruk dan normalisasi saluran air. Saluran ini menjadi kewenangan pemeliharan camat dan lurah,” jelasnya.
Lokasi yang difokuskan untuk pembersihan adalah RW 03, 04, 05, dan tembus ke RW 06 di Kelurahan Derwati.
“Kalau Kelurahan Mekar Jaya kita bersihkan di RW 02 dan 03,” tuturnya.
Selain Kelurahan Derwati dan Mekar Jaya, dua kelurahan lainnya di wilayah utara Rancasari juga akan dibersihkan, yakni Manjahlega dan Cipamokolan.
“Pembayarannya akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai. Tiap warga mendapatkan Rp1,3 juta,” ungkapnya.
Selain Padat Karya dari Disnaker, Hamdani memaparkan beberapa program bantuan dampak inflasi dan kenaikan BBM yang sudah dilakukan pihaknya.
Pertama, ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) PKH sebanyak Rp600.000 dan Rp200.000 yang sudah disalurkan bulan ini.
“Alhamdulillah lancar. Mereka antusias dan bersyukur. Semua BLT disalurkan di satu titik lokasi kantor pos,” lanjutnya.
Lalu, program untuk mengefektifkan UMKM melalui Pasar Murah. Selain menjual bahan pokok yang harganya di bawah pasaran, masyarakat juga disediakan stan untuk berjualan produk UMKM.
“Alhamdulillah masyarakat memiliki daya beli yang tinggi karena memang harganya sedikit di bawah harga pasar dan toko ritel,” paparnya.
Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa menjamin stok barang yang ada, sehingga tidak terjadi lagi kenaikan harga barang secara signifikan.
Salah satu peserta Padat Karya ialah Abdul Qodir, warga RW 03 Mekar Jaya. Sehari-hari ia bekerja sebagai pencari barang rongsokan di kompleks perumahan.
“Biasanya suka dipanggil juga, disuruh bersih-bersih rumah di kompleks,” tutur Qodir.
Sebelum pandemi Covid-19, ia biasa berjualan ikan mas keliling. Namun, sejak pandemi usahanya sangat terdampak.
“Kalau dulu dapat Rp20.000-Rp25.000 sehari. Sekarang mah susah,” ungkapnya.
Di tengah keterbatasannya, ia harus menghidupi istri dan dua orang anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMA.
“Bahan-bahan pada naik, anak juga sudah mau lulus. Katanya mau lanjut kuliah,” akunya.
Ia pun berterima kasih dengan adanya program padat karya. Sebab ia bisa memperoleh penghasilan lebih baik.
“Semoga kerja lewat program ini jadi salah satu rezekinya buat kuliah anak,” harapnya. (din-pipi)